kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ratna rela melepas pekerjaan notaris demi fokus berbisnis


Jumat, 24 Juni 2011 / 16:54 WIB
Ratna rela melepas pekerjaan notaris demi fokus berbisnis
ILUSTRASI. Hati-hati tertipu, ini cara mengenali lowongan kerja palsu. 07/11/2017. REUTERS/Darren Whiteside


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Perkawinan merupakan momen penting dan sakral. Itu sebabnya, Ratna Endah Winarti tidak mau sembarangan dalam membuat seserahan dan mahar. Selain tetap memperhatikan adat istiadat, kreativitas dan keunikan bentuk menjadi faktor utama. Lantaran permintaan terus membanjir, dia rela melepas pekerjaannya sebagai notaris.

Seserahan atau peningset dalam bahasa Jawa menjadi salah satu ritual penting dalam prosesi pernikahan. Dulu, seserahan biasanya berisi kain batik, bahan kebaya, perhiasan dan pernak-pernik lainnya. Sekarang, isi lebih beraneka ragam tergantung kesepakatan calon pengantin.

Tak hanya isi, bentuknya juga lebih variatif dan kreatif. Salah satunya lahir dari tangan Ratna Endah Winarti. Wanita jebolan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta ini sudah hampir 20 tahun menggeluti bisnis seserahan. "Respon masyarakat sangat bagus," katanya yang sehari-hari dipanggil Nana.

Melihat perkembangan bisnis wedding accessories yang makin cemerlang, Nana pun memilih meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang notaris. Ia lalu dengan mendirikan bengkel kerja atau workshop wedding accesories di tahun 1998. "Permintaannya terus meningkat dari waktu ke waktu, karena pasangan pengantin berharap ada sesuatu yang berbeda dari pernikahan mereka," ujar Nana. Di bulan-bulan menjelang dan setelah Ramadan, biasanya pesanan melonjak hingga dua kali lipat dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.

Lantaran pernikahan merupakan sesuatu yang sakral, Nana tidak mau sembarangan atau asal-asalan dalam membikin seserahan. "Ini berkaitan dengan syarat pernikahan dan juga ada landasan agamanya," ujar dia.

Nana mematok tarif antara Rp 40.000 hingga Rp 60.000 per produk. "Saya hanya merangkai saja, bahan baku semuanya dari konsumen," ujar ibu dua putra ini.

Nana tidak mau menyediakan isi seserahan. Soalnya, yang paling tahu ukurannya adalah calon mempelai. Namun, untuk pasangan yang tidak mau repot mencari tempat hantaran, dia menyewakannya dengan tarif mulai Rp 50.000 sampai Rp 75.000 untuk tiap produk.

Selain calon pengantin individu, Nana juga kerap melayani permintaan dari wedding organizer. Tak heran, dalam seminggu, workshop-nya yang terletak di Jalan Namburan Lor No. 54 Yogyakarta rata-rata menerima pesanan seserahan dari 10 pasangan pengantin atau wedding organizer.

Tak hanya dari kalangan masyarakat biasa, ada juga calon pengantin dari keluarga keraton Pakualaman yang datang kepadanya untuk dibuatkan seserahan.

Satu paket seserahan biasanya terdiri dari 7 hingga 15 macam produk. Dalam adat Jawa, seserahan yang diberikan ke calon mempelai perempuan biasanya memang berjumlah ganjil, mulai 7 sampai 15 produk.

Untuk membuat seserahan butuh kesabaran dan ketelitian tingkat tinggi. Makanya, Nana mengungkapkan, untuk membentuk satu produk saja, paling tidak perlu waktu satu jam.

Saat ini, paket seserahan umumnya berisi kebutuhan sehari-hari, seperti baju, sepatu, peralatan kosmetik, hingga makanan kecil. "Semuanya memiliki filosofi sendiri," kata Nana yang awalnya hanya iseng membuat seserahan sambil menunggu waktu wisuda.

Contoh, seserahan yang berisi makanan lengket semisal wajik dan jenang mengandung makna hubungan pasangan yang lengket hingga akhir hayat. Sementara, seserahan berupa stagen putih memiliki simbol sebagai pengikat bagi kedua calon mempelai.

Selain seserahan, Nana juga menerima pesanana pembuatan mahar alias mas kawin. Tapi, ia hanya melayani jasa merangkai mahar berupa uang yang akan dibentuk menjadi masjid, wayang, atau kereta kencana. Karena cukup rumit, proses pembuatannya cukup lama antara dua hingga empat minggu. Dari jasa membuat seserahan dan mahar, Nana bisa memperoleh omzet hingga Rp 50 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×