kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Red lady, idola baru nan menggoda (1)


Senin, 20 Desember 2010 / 11:13 WIB
Red lady, idola baru nan menggoda (1)


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Pepaya termasuk buah yang sangat populer di masyarakat. Buah yang umumnya berbentuk bulat memanjang gampang ditemui di pasaran. Dalam lima tahun terakhir muncul varietas pepaya red lady yang bisa menjadi pilihan di agribisnis.

Meski belum setenar pepaya bangkok dan kalifornia, pepaya red lady mempunyai penggemar sendiri karena memiliki berbagai kelebihan. Tak heran, membudidayakan pepaya red lady menjadi sebuah peluang usaha yang menggiurkan.

Hal itu pula yang menjadi alasan bagi Yossie Setyawan, pemilik UD Setyawan di daerah Blora, Jawa Tengah, membudidayakan pepaya red lady setahun terakhir ini. Yossie tergiur merambah tanaman ini karena melihat peluang pasar yang sangat terbuka terutama di wilayah Yogyakarta. Sebelumnya, budidaya pepaya ini lebih banyak di Jawa Timur.

Ia bekerjasama dengan para petani di wilayahnya untuk mengembangkan pepaya ini. Menurut pria 36 tahun ini, pada dasarnya pepaya red lady tak berbeda jauh dengan pepaya pada umumnya, terutama dengan pepaya bangkok yang menjadi primadona di pasaran. "Perbedaannya adalah permukaan kulit pepaya red lady cenderung lebih halus dibandingkan dengan pepaya lainnya (bangkok)," ujarnya.

Selain itu, pepaya red lady memiliki kelebihan dari sisi waktu pembudidayaan yang relatif lebih singkat. Waktu budidaya pepaya ini enam bulan mulai benih hingga panen. "Sementara pepaya lainnya bisa mencapai sembilan bulan," terangnya. Jadi, panen red lady ini lebih cepat.

Bentuk pepaya red lady yang berjenis kelamin betina ini memang unik. Menurut pria yang awalnya membudidayakan melon ini, pepaya red lady berbentuk bulat dan tidak memanjang.

Bentuknya yang beda ini karena red lady merupakan varietas betina. Sedangkan pepaya lainnya yang berbentuk bulat memanjang memiliki merupakan varietas jantan atau hermaprodit.

Dalam sebulan Yossie mengaku dapat memproduksi sekitar lima ton pepaya atau sekitar 2.500 buah. Ia mendistribusikan produknya ke berbagai pelosok Yogyakarta dan Jawa Tengah. Harga jual pepaya yang tiap buahnya sekitar 2,5 kilogram (kg) ini sekitar Rp 3.500 per kg atau Rp 10.000 per buah. Dari total penjualan itu, ia bisa mereguk omzet hingga Rp 25 juta sebulan.

Yossie bilang, belakangan ini di Jawa Tengah sudah mulai marak pembudidaya pepaya red lady. Ia bilang ketika panen dan stok membubung di pasaran harganya bisa anjlok menjadi Rp 1.000 per kg. "Tapi situasi ini jarang terjadi," jelasnya.

Gatot Arifin, Manajer Pemasaran Agrorich Internasional, salah satu perusahaan yang mendistribusikan benih pepaya red lady di Surabaya mengungkapkan telah memperkenalkan red lady ini lima tahun lalu. Gaungnya baru terasa dua tahun belakangan.

Menurut Gatot, pepaya asal Taiwan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Salah satu alasannya karena pepaya red lady ini tahan virus red lady . Virus ini menyerang, daun, buah dan batang, sekaligus menurunkan produksi buah.

Alasan lain, satu pohon red lady mampu menghasilkan 30 buah berdaging manis dengan berat hingga 3 kg. Red lady mengandung kadar gula mencapai 14% di atas kadar gula jenis lain.

Meski mengaku hanya menjual benih, Gatot juga mempromosikan kelebihan pepaya ini. Agrorich menjual benih Rp 40.000 per pak yang berisi 50 biji siap tanam. Ia mampu menjual hingga ribuan pak dengan omzet Rp 15 juta tiap bulan.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×