kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rezeki klinik kesehatan bukan hanya milik dokter


Senin, 28 November 2011 / 13:43 WIB
Rezeki klinik kesehatan bukan hanya milik dokter
ILUSTRASI. DKI Jakarta catat penerimaan pajak Rp 31,92 triliun di 2020 dari 13 jenis pajak ini


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Tri Adi

Bisnis kesehatan cukup menjanjikan. Enaknya, tidak harus menjadi praktisi kesehatan seperti dokter atau apoteker untuk masuk ke bisnis ini. Tawaran kemitraan untuk membuka klinik memudahkan Anda untuk memulai bisnis ini.

Semua orang yang normal pasti ingin selalu sehat. Karena itu, tak perlu heran jika bisnis pelayanan kesehatan selalu tumbuh seiring pertumbuhan jumlah manusia. Bahkan, bisnis ini juga tidak terpengaruh gejolak ekonomi.

Mayoritas pengusaha di bidang ini hanya menggarap bisnis gerai penjualan obat alias apotek. Maklum, untuk bisa membuka klinik, seseorang kudu memiliki tenaga ahli kesehatan seperti dokter dan perawat.

Meski begitu, bukan berarti tidak ada peluang. Sebab, kini mulai banyak tawaran kemitraan untuk membuka klinik kesehatan. Salah satunya adalah kemitraan yang ditawarkan oleh klinik Halodokter. Klinik ini sudah berdiri sejak dua tahun silam. Selama ini, Klinik Halodokter lebih dikenal di sekitar Yogyakarta. Di Kota Gudeg ini, sudah ada empat klinik Halodokter.

Kini, Halodokter ingin mengembangkan bisnisnya ke kota lain lewat jalur kemitraan. Tivan Jussak, Area Manager Halodokter Bandung, menjelaskan, Halodokter baru menawarkan kemitraan mulai Juli lalu. Sampai saat ini, baru ada satu mitra yang mendirikan klinik Halodokter. Beberapa lainnya masih dalam perencanaan.

Budhiharto, pemilik Klinik Halodokter, bercerita, antusiasme masyarakat untuk menyambangi klinik Halodokter cukup besar. Maklum, klinik Halodokter ini sengaja menyasar pasien dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Karena itu, ia berani mengklaim, harga jasa pelayanan di kliniknya jauh lebih murah dibandingkan tarif rumah sakit atau klinik lain.

Meski menyasar kelas menengah bawah, Budhi yang berprofesi sebagai dokter meyakinkan, mitranya tetap akan mendapatkan keuntungan dari klinik ini. Sebab, menurutnya, selama ini, biaya layanan kesehatan mahal karena operasional klinik yang tidak efisien. “Kami menawarkan konsep kemitraan dengan biaya yang jauh lebih efisien,” tutur dia.

Menurut Budhi, pendapatan kliniknya bisa mencapai sekitar Rp 30 juta–Rp 70 juta per bulan, tergantung dari tipe dan wilayah tempat klinik itu berada. Adapun potensi margin keuntungan bersih adalah sekitar 15% dari total omzet.

Tawaran membuka klinik kesehatan juga datang dari Klinikita yang berasal dari Semarang. Klinik yang sudah berdiri sejak tahun 2005 itu melayani konsultasi dengan dokter umum, dokter gigi, dan apotek.

Maulana Adrian Sukamto, pemilik Klinikita, menawarkan kerja sama kemitraan membuka klinik ke beberapa perusahaan. “Kami mendirikan dan mengelola klinik di kantor mereka. Mereka terima beres,” ujar dia. Ia menagih semua biaya ke perusahaan setiap bulan.

Beberapa mitra Klinikita saat ini adalah PLN distribusi Jawa Tengah, PLN Undiklat Semarang, Akademi Pelni, dan Universitas Muhammadiyah Semarang. Maulana juga mengembangkan pola kemitraan untuk investor umum. “Kalau ada investor yang tertarik membuka, kami juga melayani,” tuturnya.

Tapi Maulana mengaku, sampai sekarang, ia belum pernah membuka klinik dengan pola kemitraan murni. Ia lebih banyak menjalin kerja sama saling menguntungkan dengan perusahaan. Maklum, membuka klinik tidak cukup bermodal duit. Pemiliknya juga harus membangun rasa kepercayaan.

Nah, Anda tertarik? Sebelum benar-benar terjun, mari kita pelajari skema tawaran kemitraan klinik tersebut.

• Halodokter

Kemitraan ini tidak sekadar menawarkan penggunaan merek. Halodokter juga akan memberi dukungan manajemen dan pengawasan standar mutu. Mitra yang bergabung dengan Halodokter juga bisa berkonsultasi tentang operasional, supervisi, dan layout bangunan. Mitra pun akan mendapatkan alat kerja dan pasokan produk kebutuhan klinik.

Jussak menjelaskan, mitra juga akan mendapatkan tenaga medis, tenaga kesehatan seperti apoteker dan perawat, serta tenaga administrasi. Mitra akan dibantu pula dalam pemasaran dan promosi klinik.

Meski begitu, ada banyak hal yang harus disiapkan oleh mitra sebelum bergabung dengan Halodokter. Salah satunya adalah lokasi untuk mendirikan klinik. Sebaiknya, lokasi itu dekat dengan perumahan penduduk atau pabrik. Karena itu, tempat tersebut akan disurvei oleh tim Halodokter. Calon mitra harus membayar Rp 3 juta untuk biaya survei di Pulau Jawa dan mulai Rp 5 juta untuk survei di luar Pulau Jawa.

Setelah lokasi disetujui, berikutnya, mitra harus menyiapkan modal untuk mendirikan klinik. Mereka mesti membeli paket kemitraan dan biaya membangun ruangan.

Klinik ini menawarkan tiga paket kemitraan. Pertama klinik tipe A dengan biaya Rp 100 juta. Jika mengambil paket ini, Anda bisa mendirikan klinik standar yang buka selama 8 jam sehari dengan satu dokter praktik. Di tipe ini, Anda harus menyiapkan ruangan minimal 35 meter persegi (m²), untuk ruang tunggu atau pendaftaran, ruang periksa, dan toilet.

Sedangkan biaya untuk desain ruangan klinik tipe ini diperkirakan mulai dari Rp 50 juta-Rp 70 juta. Anda juga harus menyiapkan AC, wastafel, dan komputer lengkap dengan jaringan internet. Perangkat interiornya berupa satu meja dokter, satu kasur periksa, satu lemari obat, satu meja administrasi, kursi tunggu untuk 10 orang, dan satu lemari arsip.

Kedua, tipe B dengan biaya kemitraan sekitar Rp 160 juta. Anda akan mendapatkan klinik dengan fasilitas dua dokter praktik dan apotek yang akan buka 12 jam sehari. Untuk tipe ini, Anda harus menyediakan lahan seluas minimal 60 m² untuk ruang tunggu sekaligus pendaftaran, ruang periksa, ruang farmasi, dan toilet.

Fasilitas lain yang dibutuhkan sama dengan klinik tipe A. Asumsi dana yang dibutuhkan untuk renovasi adalah sekitar Rp 75 juta-Rp 90 juta, dengan perlengkapan interior yang hampir sama dengan tipe A.

Ketiga, tipe C dengan biaya kemitraan sebesar Rp 250 juta. Klinik ini mempunyai fasilitas standar dan buka 12 jam sehari dengan dua dokter praktik, apotek, dan laboratorium. Anda akan mendapatkan dua dokter jaga yang akan bekerja secara shift, satu laboran, apoteker, tenaga administrasi, dua asisten apoteker, dan bagian umum.

Lahan yang dipergunakan untuk membangun klinik tersebut minimal harus mempunyai luas 90 m². Sedangkan dana yang harus disiapkan untuk merenovasi ruangan dan menyiapkan interior mulai Rp 100 juta. Selain fasilitas seperti tipe A dan tipe B, juga perlu disiapkan ruang laboratorium dan apotek.

Jussak bilang, desain klinik harus sesuai dengan ketentuan Halodokter. Sebab, itu sudah menjadi standar dan ciri klinik Halodokter. Hanya saja, pembelian interior bisa dilakukan oleh mitra tanpa melalui Halodokter.

Meski beberapa paket sudah ditawarkan, menurut Jussak, Anda bisa saja mengajukan konsep yang lebih besar. Misalnya, klinik tersebut buka 24 jam dan ada dokter spesialis. Hanya saja, harga paketnya harus dinegosiasikan dengan manajemen Halodokter. Manajemen Halodokter memperkirakan, kemitraan ini bakal balik modal dua tahun sampai tiga tahun.

Untuk menjadi juragan klinik Halodokter, Anda tidak harus seorang dokter ataupun sarjana bidang kesehatan. Asal mempunyai perhatian di bidang kesehatan, Anda sudah bisa menjadi juragan klinik Halodokter.

Lebih bagus lagi jika Anda sebelumnya merupakan pemilik apotek dan ingin mengembangkan bisnis yang terintegrasi dengan klinik. “Ada calon mitra kami yang sebelumnya pemilik apotek ingin mendirikan klinik di Surabaya,” tutur dia.

Dengan menggunakan kemitraan, Anda tidak hanya memperoleh pasokan tenaga kerja. Manajemen Halodokter juga akan memasok obat resep dan kebutuhan laboratorium. Tapi, Anda bebas membeli obat-obatan bebas sendiri. Jussak menambahkan, Anda juga akan dibantu memasarkan klinik tersebut. Bahkan, kalau perlu, akan ada karyawan yang khusus mengurusi pemasaran.

Halodokter menarik biaya manajemen (management fee) sebesar 5% dari total omzet per bulan. Masa berlaku paket kemitraan, menurut Budhi, adalah lima tahun. Setelah masa tersebut selesai, para mitra Halodokter diharuskan membayar biaya pemakaian merek sebesar Rp 75 juta.

• Klinikita

Maulana menjelaskan, untuk bisa mendirikan klinik kesehatan, calon investor harus menyiapkan beberapa hal. Di antaranya adalah izin operasional klinik, infrastruktur klinik, tenaga medis, tenaga pemasaran, sistem operasional, dan sistem keuangan. Nah, kemitraan Klinikita menawarkan semua sistem itu, baik pemasaran dan operator, hingga karyawan.

Berdasarkan pengalaman Klinikita, modal yang harus disiapkan untuk mendirikan sebuah klinik kesehatan adalah sekitar Rp 300 juta. Perinciannya, sebesar Rp 150 juta-Rp 200 juta untuk modal awal bisnis, seperti perizinan klinik swasta komersial, biaya promosi, karyawan, dan peralatan.

Maulana memperkirakan, pengeluaran untuk pengadaan peralatan saja bisa mencapai sekitar Rp 100 juta. Jika bekerja sama dengan Klinikita, Anda cukup menyewa peralatan itu. Maulana bilang, sewa peralatan kedokteran umum dan gigi sebesar Rp 2,5 juta per bulan. Namun, sistem pengadaan barang juga wajib melalui Klinikita.

Pemilik klinik juga masih harus menyiapkan dana untuk sewa tempat. Nilainya sekitar Rp 100 juta untuk periode lima tahun. “Bisnis ini butuh proses building trust (membangun kepercayaan) setidaknya selama setahun,” tutur Maulana. Baru pada tahun kedua dan berikutnya, laba bisnis ini akan bisa digunakan untuk mengembalikan modal.

Pendapatan klinik diperkirakan mencapai Rp 40 juta-Rp 90 juta per bulan. Beban usaha yang harus dikeluarkan di antaranya gaji karyawan, mulai dokter umum, dokter gigi, apoteker, perawat, dan tenaga administrasi. Selain itu, ada beberapa pengeluaran rutin, seperti pembelian obat dan listrik.

Maulana menghitung, laba bersih satu klinik dalam setiap bulan bisa mencapai Rp 5 juta- Rp 20 juta. Adapun waktu balik modalnya sekitar tiga tahun hingga empat tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×