kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Romi menggelar karpet dari istana negara hingga Amerika


Selasa, 05 Oktober 2010 / 11:07 WIB
Romi menggelar karpet dari istana negara hingga Amerika


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi

Romi Irwanto adalah salah satu pencetus usaha pembuatan karpet custom design. Mengawali usaha sejak 10 tahun lalu, kini jumlah pelanggannya lebih dari dua juta orang. Maklum, banyak pengelola apartemen, bioskop, hotel berbintang lima dan kantor instansi pemerintah menjadi pelanggannya. Bahkan, karpetnya menghiasi Istana Negara.

Salah satu produsen karpet custom design dengan metode hand tufting adalah Romi Irwanto. Pemilik Tilam Carpet di Karawaci, Tangerang, Banten, ini sudah menggeluti usaha pembuatan karpet pilihan atau berdasarkan permintaan sejak 10 tahun lalu.

Tak hanya pelanggan ritel, saat ini pemesan karpetnya datang dari korporat, Hotel, apartemen, pengelola bioskop, hingga instansi pemerintah, tercatat jadi pelanggannya.

Jika Anda ke pernah menginjakkan kaki ke XXI Djakarta Theatre Club di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, karpet yang terhampar dilantainya adalah salah satu hasil kreasi Romi. Begitu juga karpet yang ada di gedung DPRD Papua, Departemen Keuangan, serta Istana Negara. "Untuk yang di istana, mereka tidak pesan langsung ke saya, tapi melalui orang lain," aku dia.

Romi sudah memiliki lebih dari dua juta pelanggan. Selain dari dalam negeri, pelanggan karpetnya juga tersebar di luar negeri. Bahkan, 60% pesanan datang dari luar negeri, misalnya dari Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Arab Saudi, Hong Kong, Australia dan negara lain. "Permintaan rutin datang dari Amerika, Jepang, Arab, dan Hong Kong," ujarnya. Pesanan dari lokal banyak didominasi pelanggan dari Jakarta.

Setiap bulan, Romi mengerjakan hingga 5.000 meter persegi (m2) karpet custom. Dengan harga untuk kualitas standar sekitar Rp 700.000 per m2, dia meraup omzet Rp 3,5 miliar.

Dulu, Romi mungkin tak membayangkan bisa meraih omzet sebesar ini. Lantaran jenuh menjadi karyawan, dia mencoba usaha pembuatan karpet custom, mulai tahun 2000. "Waktu itu gaji saya Rp 3 juta," kenang pria kelahiran tahun 1977 itu.

Apalagi, pada tahun 1999 atau di saat krisis, situasi ekonomi Indonesia masih belum menentu. Ia khawatir perusahaan tempatnya bekerja akan gulung tikar. Pada tahun 2000, dia memutuskan untuk berwiraswasta.

Romi melakukan riset kecil sebelum membuat usaha sendiri. Ia mulai memperhatikan produk yang dibutuhkan orang. Karpet adalah salah satunya. "Cuma saya ingin beda dengan produsen karpet yang lain. Jadi saya pilih karpet custom," papar sarjana ilmu psikologi ini. Memang, pada waktu itu belum ada pemainnya.

Sebelum terjun ke bidang ini, Romi belajar cara membuat karpet yang baik, mulai dari menyambung karpet, hingga membuat corak di atas karpet. "Semua itu saya pelajari secara otodidak," imbuhnya.

Sebagai pembuat karpet custom pertama, Romi sempat menemui banyak halangan. Maklum, harganya terbilang jauh lebih mahal dibandingkan dengan karpet yang dijual di toko-toko. "Harganya bisa empat kali lipat dari karpet biasa," tuturnya.

Harga karpet custom bisa mahal karena produksi bentuk, warna, dan desain karpet dibuat secara khusus sesuai dengan keinginan pemesan. Pengerjaan karpet ini juga membutuhkan keterampilan dan konsentrasi tinggi. Seluruh proses pembuatan mengandalkan tangan dengan bantuan alat seperti hand guns atau alat yang biasa dipakai untuk membuat tato.

Pada awal usahanya, Romi sulit mendapatkan pelanggan. "Saya pernah nawarin ke toko sampai sakit hati," ujarnya. Tapi, ia tak berkecil hati, dan terus gigih menawarkan karpetnya.

Setelah beberapa bulan, satu per satu pemesan karpet custom mulai berdatangan. Ia pun menerapkan strategi garansi uang kembali supaya pelanggan terpikat dan puas. "Ketika ada orang protes, saya akan memperbaiki karpet walaupun sampai subuh. Saya ingin konsumen puas," katanya. Garansi tersebut tetap dipertahankannya sampai sekarang.

Meskipun pelanggannya sudah banyak, Romi tak besar kepala. Ia masih menerima pesanan karpet custom walaupun hanya ukuran satu meter persegi.

Kesulitan dalam melayani pesanan karpet, menurut Romi, adalah soal warna. Sebab, rata-rata pemesan mengirimkan gambar melalui e-mail. Sering, ia menemui warna yang berbeda di komputer si pemesan dan komputer miliknya. Meski begitu, ia menjamin warna karpet akan sama hingga 99% sesuai dengan pesanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×