kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,12   1,79   0.20%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wahyu tularkan kemampuan dengan sekolah animasi (1)


Selasa, 21 September 2010 / 10:57 WIB
Wahyu tularkan kemampuan dengan sekolah animasi (1)


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Sebuah hobi bisa menjadi pencetus ide usaha yang prospektif. Bahkan, usaha itu juga dapat membuka jalan bagi insan muda lainnya untuk membangun sebuah industri. Itulah yang dilakoni Wahyu Aditya. Pria berusia 30 tahun ini mendirikan sebuah sekolah animasi bernama HelloMotion, yang sukses mengantarkan banyak pemuda menjadi animator sejati.

HelloMotion adalah sekolah animasi yang berdiri sejak tahun 2004. Sekolah ini menampung anak muda hingga para eksekutif muda yang ingin mengasah kemampuan membuat grafis dan animasi. Tak cuma itu, keahlian editing hingga digital imaging yang sangat dibutuhkan industri desain grafis juga bisa dipelajari di sekolah ini.

Setelah lulus dari sekolah animasi ini, sang pemiliknya, Wahyu Aditya, berharap para siswa mampu menciptakan karya sesuai dengan kebutuhan industri. Misalnya film, animasi untuk iklan, hingga efek spesial lain untuk karya-karya audio visual.

Sejak awal, pria penyuka rawon ini memang ingin memenuhi permintaan siswa dan industri animasi di Indonesia yang masih dalam tahap berkembang. Tak hanya membuat animasi, dia berusaha menyediakan tempat pengembangan bakat anak-anak muda Indonesia yang belum tersalurkan dengan tepat. "Dengan latar belakang inilah, HelloMotion didirikan," ujar Waditya, panggilan akrab Wahyu Aditya.

Di luar perkiraannya, animo masyarakat terhadap sekolah animasi HelloMotion sangat besar. Saat awal pembukaan kelas, sekolah ini sudah bisa kedatangan 40 murid. Setelah itu, jumlah siswa terus bertambah seiring pembukaan kelas-kelas baru.

Di tahun pertama Waditya menjalankan bisnis pendidikan ini, dia sudah mampu meraih omzet hingga Rp 500 juta. Omzet pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Hingga akhir tahun lalu, ia mengaku sudah bisa mengantongi omzet hingga Rp 1,5 miliar. "Saya juga sering mendapat proyek pembuatan animasi, selain membuka sekolah," katanya.

Nah, demi memeriahkan momen acara kelulusan para siswanya di HelloMotion, Waditya berinisiatif menyelenggarakan Festival HelloMotion Art. Berawal dari peserta didik HelloMotion, ajang festival animasi ini telah berkembang hingga skala nasional.

Sejak tahun 2004 hingga sekarang, festival ini berlangsung tiap tahun dengan peserta yang terus bertambah. Kini, sekitar 5.000 orang telah terdaftar sebagai peserta tetap festival animasi tingkat nasional ini. Alhasil, secara tidak langsung, Waditya turut membuka lapangan kerja baru bagi para pekerja animasi.

Sebagai animator, klien Waditya sendiri cukup banyak. Mayoritas adalah institusi pemerintah seperti Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Riset dan Teknologi, TransJakarta, dan PT PLN. Selain itu, dia juga membuat produk animasi bagi kepentingan publikasi di berbagai media massa nasional.

Hingga kini, pria penyuka lagu-lagu grup band Padi ini sudah menciptakan berbagai karya videografi. Ia membuat sekitar enam konten musik video. Selain itu, dia menghasilkan sekitar 10 proyek animasi untuk iklan televisi dan 11 konten film pendek.

Tak cukup sampai di situ, sejak tahun 2006, Waditya merambah bisnis busana, khususnya kaos untuk anak muda. Tak sembarang kaos, pria asal Malang, Jawa Timur, ini mengusung tema kaos gaul yang cinta tanah air. Semangat tersebut tercermin dari beragam gambar pada kaosnya yang bernuansa nasionalisme.

Ide gambar kaos buatannya itu ia peroleh dari ajang kompetisi pembuatan kaos yang diselenggarakannya sendiri. Para pemenang lomba mendapat hadiah
Rp 500.000 dan royalti sebesar 10% dari hasil penjualan kaos bergambar kreasi mereka masing-masing. "Setiap bulan, kami membuat dua sampai tiga desain kaos baru," ujarnya.

Tak hanya di dalam negeri, kini, kaos-kaos buatannya juga telah merambah pasar Singapura, Malaysia, dan Australia. Dengan tersebarnya kaos yang mengusung semangat nasionalisme ini, Waditya berharap, semangat cinta Indonesia para generasi muda akan terus tumbuh.

Selain itu, tentu saja, rezeki bisnisnya akan terus berkembang. Kini, setiap bulan, dia mengaku bisa menjual sekitar 750 sampai 950 kaos. "Omzetnya Rp 70 juta per bulan," katanya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×