Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri
Kendati tanaman khas Papua, buah matoa kini banyak tumbuh di daerah lain. Banyak petani di Pulau Jawa dan Kalimantan menekuni usaha budidaya buah matoa.
Arif Rabani, petani tanaman matoa asal Kudus, Jawa Tengah, bilang, budidaya buah matoa tergolong sangat mudah. Menurutnya, budidaya matoa bisa dilakukan secara generatif.
Yakni, dengan menanam langsung biji ke dalam tanah. "Hasilnya akan jauh lebih berbeda, karena buahnya akan lebih banyak," jelasnya.
Arif sendiri membudidayakan matoa di lahan seluas 800 meter persegi (m²). Menurut Arif, biji matoa harus disemai dulu sampai tumbuh tunas. Setelah itu baru dipindahkan ke kebun untuk ditanam.
Pemindahan bibit harus dilakukan hati-hati. Bibit matoa sangat peka apabila ada perubahan lingkungan. Terutama pada bagian akar matoa.
"Sebaiknya perpindahan bibit tidak dilakukan dengan cara mencabut, itu dapat merusak laju perkembangan bibit," urainya.
Edi Sumulur, petani matoa di Sidoarjo, Jawa Timur, juga mengembangbiakkan buah matoa dari biji. Dia bilang, biji yang akan dijadikan bibit harus dipilih dari buah yang bagus.
Biji-biji itu kemudian disemai di tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Saat usia dua minggu, biji akan tumbuh menjadi kecambah.
Nah, setelah usia tiga minggu, kecambah sebaiknya dipindah ke polibag ukuran besar yang berisi campuran tanah dengan pupuk kandang, urea dan NPK. "Tempatnya harus besar agar bibit bisa tumbuh dengan baik," kata dia.
Menurut Edi, pupuk NPK harus diberikan agar meningkatkan kadar oksigen dalam tanah. Soalnya, tanaman ini dapat berkembang dengan baik jika ditanam dalam tanah yang mengandung kadar oksigen yang cukup.
Saat berumur lima bulan, bibit akan mencapai ketinggian sekitar setengah meter. Saat itulah, bibit siap dipindahkan ke lahan perkebunan untuk ditanam.
Bibit yang telah ditanam di lahan terbuka masih harus diberi pupuk setiap dua bulan sekali. Pada usia dua tahun, tinggi tanaman matoa bulan akan mencapai 1,5 m hingga 2 m.
Arif menambahkan, untuk pemilihan lokasi budidaya matoa, sebaiknya pilih lahan yang terkena sinar matahari langsung.
Dia bilang, pada daerah yang terkena sinar matahari, buah bisa tumbuh besar sampai memerah kulitnya. "Tapi kalau daerah yang kurang sinar matahari, saat buah tumbuh membesar, kulitnya retak, terlihat sedikit isinya," katanya.
Tanaman ini baru berbuah saat umur lima tahun. Saat pertama kali berbuah, satu pohon matoa bisa menghasilkan 5 kilogram (kg) buah matoa. Namun pada produksi selanjutnya, bisa menghasilkan 100 kg buah matoa.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News