Sumber: Kontan 9/1/2013 | Editor: Havid Vebri
Budidaya jeruk santang madu dapat dilakukan dengan cara okulasi pada pohon jeruk citrun (japan citrun). Menurut Arifin, salah seorang pebudidaya jeruk santang madu asal Purworejo, Jawa Tengah, dalam teknik okulasi ini, batang jeruk santang madu dipotong dan disambungkan dengan bibit jeruk citrun.
Pohon santang madu yang akan diokulasi harus sudah berusia minimal enam bulan. Sementara bibit jeruk citrun yang akan diokulasi sebaiknya sudah berusia minimal empat bulan. "Caranya, kita potong tunas santang madu yang sudah tua lalu ditempelkan di jeruk citrun," kata Arifin.
Menurut Arifin, dalam melakukan okulasi, pohon jeruk citrun sebagai batang bawah harus dikupas kulit dan kayunya. Lalu ditempel dengan santang madu dan dibungkus rapat dengan plastik.
Setelah 20 hari, tunas baru akan muncul dan plastik pembungkus sudah bisa dibuka. Supaya tunas cepat tumbuh, sebaiknya berikan pupuk PSP dan phonska. "Pupuk dicampur tiga banding satu," kata Arifin.
Setiap bibit cukup diberikan 2 gram pupuk. Selama diokulasi, bibit harus terus disiram. Okulasi ini bisa dilakukan dengan media polybag. Namun, bila mengejar ketinggian batang, bisa juga langsung ditanam di lahan.
Memasuki usia okulasi 20 hari hingga satu bulan, pohon citrun sudah menjadi bibit santang madu dan bisa ditanam di lahan perkebunan. Selain itu, cocok juga ditanam di dalam pot.
Setelah ditanam, pupuk tetap rutin diberikan sebulan sekali. Untuk mempercepat pertumbuhan, bantu juga dengan pupuk daun. "Pupuk daun setengah bulan sekali disemprot," ujar Arifin.
Bila perawatannya maksimal, dalam usia dua tahun jeruk santang madu sudha mulai berbuah. "Jeruk yang sudah matang akan berwarna oranye," katanya.
Pebudidaya lainnya, Deazy Yuni, di Tangerang, Banten bilang, budidaya jeruk santang madu relatif tidak terlalu sulit. Awalnya besarkan bibit jeruk santang hingga setinggi 80 centimeter (cm), atau berusia tujuh atau delapan bulan di polybag.
Setelah itu, bibit bisa dipindahkan ke pot yang lebih besar atau ke tanah. Jika ditanam di pot, satu pot maksimal hanya menampung satu hingga dua bibit. Pot harus rutin diganti jika tanaman sudah mulai besar.
Bila ditanam di lahan, gali tanah sampai kedalaman 40 cm dan luas area per bibit 40 cm x 40 cm. Beri pupuk kandang pada dasarnya lalu masukkan bibit.
Setelah itu, lakukan penyiraman dua kali sehari. Setiap bulan perlu pula dilakukan pemupukan. "Awalnya berikan pupuk untuk pembungaan," ujar Deazy. Setelah muncul bunga, baru diberikan pupuk pembuahan.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News