kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sawo kecik: Biar mudah budidayanya, tak boleh sembarangan tanam (2)


Jumat, 14 Januari 2011 / 10:29 WIB
Sawo kecik: Biar mudah budidayanya, tak boleh sembarangan tanam (2)


Reporter: Dharmesta, Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Cara pengembangbiakan sawo kecik cukup mudah. Pohon ini tahan terhadap penyakit dan tak membutuhkan banyak pupuk. Selain itu, hanya membutuhkan sekitar 1,5 tahun dari biji untuk menjadi bibit pohon sawo kecil yang layak jual.

Sawo kecik banyak dimanfaatkan sebagai pohon perindang. Selama ini, permintaan banyak datang dari pengembang proyek jalan dan jalan tol. Bahkan, pohon itu juga ditanam untuk mereklamasi area bekas tambang.

Tak heran, saat ini, pembudidaya sawo kecik harus siap dengan persediaan bibit yang banyak. Menurut Haryo, pemilik PT Exellence Karisma, cara penanaman sawo kecik tergolong mudah.

Sawo kecik bisa ditanam di daerah dataran tinggi dan rendah. Cukup sediakan lahan gembur dengan jarak minimal antara tanaman dan lapisan sedimen di bawahnya dua meter. Karena, pohon sawo kecik mempunyai akar tunggal yang tumbuh ke bawah.

Hama yang sering mengganggu adalah uret, yang menyerang akar pohon sawo kecik. Bentuknya mirip lintah berwarna putih. Selama ini, Haryo membasminya secara manual. Ia menggali tanah di sekitar akar kemudian membunuhnya satu-persatu.

Untuk penyubur tanaman, Haryo menyebar pupuk kandang di lubang yang akan ditanami bibit sawo kecik. Setelah itu, ia tak menggunakan pupuk lagi, lantaran pohon ini mempunyai daya ketahanan tinggi. Jika pohon terlihat layu, baru Haryo menambahkan pupuk kandang.

Untuk menjadi sumber bibit yang layak jual, butuh waktu 1,5 tahun dari awal menanam biji. Tiga tahun setelahnya, barulah pohon sawo kecik mulai berbuah. Bijinya lalu disemai.

Pembudidaya sawo kecik asal Malang, Jawa Timur Yoppi Rahardjo mengungkapkan, dalam budidaya bibit, yang perlu diperhatikan adalah, proses penyemaian benih. Persemaian dapat dilakukan pada bedengan persemaian atau menggunakan polybag.

Lebar bedengan persemaian berukuran 100-150 cm dengan tinggi 30-40 cm. Panjang bedeng tergantung keadaan lahan. Tapi, jarak tanam antar-bedeng 50-60 cm. Kemudian, sebarkan pupuk kandang sebanyak 2 sampai 3 kg per m2, lalu mencampurkan merata dengan lapisan tanah atas.

Setelah benih menjadi bibit muda, lakukan penyiraman secara kontinyu tiap hari minimal sekali hingga dua kali, tergantung cuaca dan keadaan media. Pemberian pupuk tanaman muda sebulan hingga tiga bulan sekali dengan pupuk NPK sebanyak 10 gram sampai 25 gram, yang dilarutkan dalam 10 liter air untuk disiramkan pada media persemaian.

Kemudian, pindah bibit dari bedengan persemaian ke dalam polybag, atau dari polybag lama ke polybag baru yang ukurannya lebih besar. Pelihara bibit sawo kecik sampai cukup besar atau setinggi 50-100 cm untuk siap ditanam.

Faktor lain yang harus diperhatikan adalah, tingginya curah hujan setahun belakangan. Pasalnya, curah hujan yang terlalu tinggi bisa mempengaruhi rasa dari sawo kecik tersebut.

Untuk itu, bisa digunakan metode naungan. "Tanaman tetap dapat berkembang baik pada suhu antara 22 hingga 32 derajat Celcius," tegas Yoppi, pemilik UD Karang Tengah.

Jenis tanah yang paling baik yaitu, tanah lempung berpasir (latosol) yang subur, gembur, dan banyak bahan organik, serta drainase yang baik. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk perkembangan tanaman sawo kecik antara 6 sampai 7. Kedalaman tanah yang cocok untuk perkembangan tanaman sawo kecik, yaitu antara 50 cm sampai 200 cm.

(Selesai)

---------------------------------------------------------------------------------------------

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×