kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sawo kecik, bibitnya tak kalah manis dari buahnya (1)


Kamis, 13 Januari 2011 / 14:12 WIB
Sawo kecik, bibitnya tak kalah manis dari buahnya (1)


Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi

Pohon sawo kecik tak cuma menghasilkan buah, tapi juga bisa menjadi tanaman perindang. Bahkan, pohon sawo kecik bisa untuk reklamasi tambang, meski masih dalam uji coba. Keuntungan penjualan bibit sawo kecik semanis buahnya.

Selama ini, sawo kecik lebih terkenal sebagai pohon perindang. Sebab, tinggi tanaman ini bisa mencapai 25 meter. Namun, sebetulnya, buahnya kenyal dan sangat manis.

Makanya, Mochammad Dahlan, pemilik UD Dalia Jaya Makmur di Nganjuk, Jawa Timur, pembudidaya sawo kecik, merasakan manisnya berbisnis bibit tanaman asli Indonesia ini. Ia memulai usaha 10 tahun lalu setelah pensiun dari sebuah bank nasional.

Dahlan menjual bibit sawo kecik kepada pengoleksi dan petani. Namun, permintaan terbesar justru berasal dari pengembang proyek-proyek pembangunan jalan dan jalan tol untuk penghijauan di kanan kiri jalan raya.

Jalan bebas hambatan itu memang membutuhkan pohon perindang. Tapi, Dahlan mengungkapkan, pemesan tak hanya datang dari pengembang proyek jalan dan jalan tol di Pulau Jawa, tapi juga Sumatera, Kalimantan, dan Maluku.

Menurut Dahlan, pesanan biasa menghampiri saat musim hujan, dari Desember hingga Maret. Di bulan-bulan itu, ia mampu menjual antara 50.000 hingga 100.000 bibit sawo kecik. Setiap pemesanan bisa mencapai 8.000 bibit.

Akibatnya, Dahlan terkadang kehabisan pasokan dan harus mengambil bibit dari petani lain. Karena itu, ia mensyaratkan pemesanan jauh-jauh hari, minimal satu bulan untuk bibit ukuran 30-50 cm.

Bibit sawo kecik setinggi satu meter harus dipesan delapan bulan sebelumnya. "Pembeli maunya yang ukuran satu meter, sementara kami hanya ada 50 cm, jadi harus menunggu," ujar Dahlan.

Ia menjual bibit sawo kecik mulai Rp 500 per pohon untuk tinggi 30 cm hingga Rp 20.000 untuk bibit setinggi dua meter. Dengan harga jual itu, dari Desember hingga Maret, omzet Dahlan minimal Rp 25 juta per bulan.

Namun, Dahlan bilang, bisnis ini sangat tergantung dari pesanan pengembang proyek jalan, jalan tol, dan penghijauan. Kalau tidak ada proyek, bisa sepi.

Haryo, pemilik PT Excellence Karisma di Semarang, Jawa Tengah, mengatakan, tiap bulan dia mampu menjual ribuan bibit sawo kecik. Pembelinya mulai penggemar tanaman hias, petani, sampai pemerintah daerah.

Haryo yang masih bekerja di PT Freeport Indonesia menuturkan, perusahaannya yang beroperasi di Papua saat ini sedang melakukan percobaan untuk mereklamasi area bekas tambang dengan menanam sawo kecik. "Meskipun dapat tumbuh, ini masih dalam tahap percobaan," imbuhnya.

Haryo menjual bibit sawo kecik berdasarkan ukuran polybag. Polybag ukuran 20 cm, harganya Rp 7.500 dan ukuran 25 cm Rp 15.000. Ia juga menjual bibit sawo kecik setinggi 1,5 meter yang telah berbuah lebat dalam pot seharga Rp 750.000. Karena tak terlibat operasional langsung, Haryo tak berani menyebut penghasilan usahanya.

Ia masih mengkonsentrasikan pemasaran di Jawa. Sekalipun ada pesanan dari Sulawesi dan Kalimantan, Haryo tak memenuhinya karena sedikit. "Nanti saya malah rugi," ujar Haryo.


(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×