Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada satu lagi produk protokol kesehatan Covid-19 yang tengah naik daun. Yakni, wastafel portabel yang memungkinkan pengguna tidak menyentuh keran air serta tempat sabun.
Wastafel portabel kerap dijumpai di tempat-tempat publik. Bisa pusat belanja, gedung perkantoran, dan tempat keramaian. Tak heran, para pembuat wastafel portabel kini tengah menikmati semburan pesanan.
Misalnya saja, Sesarius Egi Budiman yang mengusung merek Wastafel Premium. Usaha ini baru ia lakoni dua bulan, berawal dari kena tipu saat ingin membeli wastafel portabel. Akhirnya, ia pun membuat wastafel portabel sendiri. Kebetulan, ia sedang menjalani usaha kerajinan kayu dan besi dengan bendera Infinitude.
Dengan mempekerjakan tiga pegawai di bengkelnya yang ada di daerah Legok, Tangerang, Egi sudah membuat 121 wastafel portabel bagi konsumennya di Jabodetabek, Banten, Bandung, Semarang, Klaten, serta Palembang.
Baca Juga: Pemprov Jatim perkuat konsolidasi untuk redam corona dan pemulihan ekonomi
Dalam sebulan, ia sanggup mengantongi omzet hingga Rp 60 juta. Adapun harga produknya berkisar Rp 1,3 juta sampai Rp 2 juta. Tapi, dia mengklaim, margin dari bisnis ini tak banyak.
Sayang, Egi tidak memerinci margin usahanya. Yang jelas, saat ini ia sedang menggarap 12 order. Biasanya, dia akan memproduksi dalam satu gelombang atau 20 wastafel portabel.
Sejauh ini, Egi hanya memanfaatkan pemasaran digital untuk berjualan wastafelnya, dan bakal terus berkreasi membuat bentuk wastafel portabel yang berbeda. "Saya menjual di Tokopedia dan Instagram," katanya ke KONTAN.
Baca Juga: Dorong pemulihan ekonomi, Tokopedia rangkul pegiat UMKM
Lonjakan permintaan wastafel portable juga Agung Setiawan rasakan. Pemilik D'Tong Art, pembuat furnitur drum asal Bandung, ini juga membuat wastafel portabel. Sebelum pandemi korona, produk tersebut cuma laku satu unit saja per bulan.
Tapi selama pandemi, langsung naik berlipat-lipat. "Omzet untuk wastafel dihitung dari rata-rata harganya Rp 1 juta hingga Rp 3 juta dan ada 50 pesanan," ujarnya ke KONTAN.
Model wastafel portabel buatan Agung beragam, mulai dari yang terbuat dari ember dan drum yang dilengkapi pedal pijakan kaki, hingga wastafel yang sudah terpasang tangki air di bagian atasnya.
Galuh Rahma Wati, pemilik Galuh Creatives, juga merasakan manisnya bisnis wastafel portabel. Sebelum ada pandemi, ia cuma menjual lima wastafel portabel sebulan. Saat pandemi, penjualannya naik di atas 10 unit per bulan. "Juni kemarin, ada 39 pesanan," kata dia.
Soal harga, Rp 1,1 juta-Rp 2,7 juta. Yang termahal dilengkapi "teknologi" nirsentuh. "Rata-rata omzet Rp 30 juta per bulan," sebut Galuh sambil menyebut pemasaran masih mengandalkan kanal digital.
Cuma, ada kendala, para produsen wastafel portabel kerap jadi korban salah sasaran dari penipu yang membeli produk mereka untuk dijual kembali.
Selanjutnya: Inilah tips UMKM dan koperasi yang ingin ikut tender pengadaan barang pemerintah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News