kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra alat kantor bekas: Anjlok akibat persaingan


Kamis, 27 September 2012 / 11:12 WIB
Sentra alat kantor bekas: Anjlok akibat persaingan
ILUSTRASI. Tanaman selada dengan metode aeroponik.


Reporter: Marantina | Editor: Tri Adi

Akibat ketatnya persaingan, sentra peralatan kantor bekas di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan terus mengalami penurunan penjualan. Para pedagang harus bekerja lebih keras agar penjualan tetap lancar. Selain membuat peralatan baru, ada juga yang menawarkan dagangan ke kantor-kantor.

Sentra peralatan kantor bekas di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan. Namun, akibat persaingan yang kian ketat, mereka mengaku penjualan terus menurun sejak beberapa tahun terakhir.

"Soalnya, sekarang sudah semakin banyak kios-kios yang menjual peralatan bekas di Jakarta," kata Ade Ismail, salah seorang pedagang peralatan kantor bekas di Jalan Raya Lenteng Agung.

Menurut Ade, sentra yang berdiri sekitar tahun 2005 ini sempat mengalami pertumbuhan pesat. Saat itu, kata dia, belum begitu banyak kios yang menjual peralatan bekas di Jakarta.

Lain halnya dengan sekarang. Kios peralatan kantor bekas kian menjamur. Alhasil, pelanggan pun terbagi-bagi ke banyak pedagang.  

Di Jalan Raya Lenteng Agung ini sendiri terdapat sekitar 20 kios peralatan kantor bekas. Selain bersaing dengan sesama pedagang di kawasan ini, mereka juga harus bersaing dengan kios peralatan kantor bekas di tempat lain.

Sentra ini menjual peralatan kantor bekas, seperti meja, kantor, hingga lemari arsip. Ketika KONTAN menyambangi sentra ini awal September lalu, terlihat sejumlah kios sepi pengunjung. Para pedagang terlihat lebih banyak duduk-duduk santai.

Menurut Ade, banyak perusahaan atau konsumen sekarang memilih belanja peralatan di dekat kantor mereka.

Ade sendiri menjual berbagai peralatan kantor bekas mulai dari harga Rp 100.000 - Rp 375.000. Khusus lemari arsip yang terbuat dari besi dengan merek Daiko dijual dengan harga mulai Rp 1,4 juta - Rp 4 juta.

Dalam sebulan, Ade bisa mengantongi omzet sekitar Rp 20 juta, denga laba bersih sekitar 10%. Padahal sebelumnya, ia bisa meraup  omzet di atas Rp 30 juta per bulan.

Ade memperoleh perabotan perkantoran ini dari sejumlah agen atau kantor yang akan tutup atau menganti perabotan mereka. Peralatan kantor itu kemudian dipoles agar tampak mengkilap dan baru.

Untuk mendongkrak omzet usahanya, kini ia juga menyediakan peralatan baru yang dibuatnya di kios itu juga.  Peralatan baru, seperti meja, kursi, dan lemari kantor itu dibuatnya dengan menggunakan bahan kayu dan tripleks.

Harga peralatan baru ini dibanderol mulai Rp 100.000 untuk meja keci sampai di atas satu juta. Lain lagi siasat yang ditempuh Mohamad Agil. Supaya penjualannya tetap lancar, ia rutin menyambangi sejumlah perkantoran yang baru buka untuk menawarkan perabotan kantor bekas yang masih layak pakai.

Perabotan bekas itu dijualnya dengan harga mulai Rp 200.000 - Rp 600.000. Dalam sebulan Agil bisa meraup omzet sekitar Rp 10 juta. "Dari usaha menyambangi kantor-kantor dan beriklan di internet, saya mendapat banyak pesanan,"paparnya.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×