Reporter: Marantina, Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Berdiri sejak tahun 1968, sentra mebel rotan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan diramaikan puluhan pedagang. Tempat ini menyediakan berbagai jenis mebel rotan, seperti ayunan bayi, meja dan kursi. Harganya bervariasi, mulai puluhan ribu hingga jutaan. Omzet pedagang puluhan juta per bulan.
Furnitur atau mebel merupakan properti rumah yang sangat dibutuhkan bagi tiap hunian. Selain berbahan kayu, mebel berbahan dasar rotan juga banyak diperdagangkan.
Di Jakarta, sentra mebel rotan bisa ditemukan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sentra ini diramaikan sekitar 19 kios mebel rotan. Deretan kios itu nampak memenuhi sisi kiri Jalan Raya Pasar Minggu.
Sebagai sentra, tempat ini menyediakan berbagai jenis mebel rotan. Di antaranya ayunan bayi, kuda-kudaan, tempat buah, keranjang, rak lemari, sekat ruangan, serta kursi dan meja.
Sentra ini berada tak jauh dari Pasar Minggu dan bisa diakses dari berbagai tempat, seperti Pancoran, Kalibata atau Mampang, Jakarta Selatan. Bila dari arah Pancoran, Anda tinggal lurus ke arah Pasar Minggu.
Sapani, salah seorang pedagang di sana, menyatakan sudah berjualan mebel rotan di Pasar Minggu sejak tahun 1968. Awalnya, ia hanya membantu pamannya. "Waktu itu paman saya merupakan satu-satunya penjual mebel rotan di Pasar Minggu," katanya.
Pedagang lainnya masih tersebar di berbagai daerah di Jakarta. Salah satunya di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Namun, karena terkena penggusuran, para pedagang ini akhirnya berkumpul di Pasar Minggu. “Beberapa pedagang mulai berjualan di sini sekitar tahun 1990-an,” ujarnya.
Sapani sendiri baru membuka usaha mebel pada 1997. Modal membuka kios ini didapat dari hasil bekerja dengan pamannya. Awalnya, ia hanya menjual kursi, rak, dan peralatan rumah tangga yang ukurannya kecil, seperti keranjang.
Namun, saat ini, koleksi mebel rotan Sapani cukup lengkap dengan harga yang sangat bervariasi. Untuk produk berukuran kecil, seperti keranjang, hula hoop, kursi kecil, dan kuda-kudaan dibanderol Rp 20.000 - Rp 200.000 per buah.
Sementara produk besar, seperti satu set kursi dijual mulai Rp 500.000 hingga Rp 2,5 juta. Sapani juga menjual ayunan, sketsel, dan gantungan lampu dengan harga yang bervariasi. “Kalau omzet dalam sehari bisa mencapai Rp 600.000 sampai Rp 1 juta,” kata dia.
Pedagang lain, Dedi Suhardi mengaku bergabung di kawasan sejak tahun 2000. Selain rotan, ia juga menjual produk mebel berbahan dasar eceng gondok.
Menurut Dedi, sentra mebel rotan di Pasar Minggu cukup terkenal karena sudah ada sejak lama dan koleksi mebelnya juga tergolong lengkap. Dari segi harga, kata Dedi, juga lebih murah dibandingkan tempat lain.
Omzet Dedi dalam sehari minimal Rp 1 juta. Namun, di akhir pekan omzetnya bisa berkali-lipat. "Bisa mencapai Rp 3 juta - Rp 4 juta," ujarnya. Ia bilang, pada akhir pekan pasti ada yang memesan minimal satu set kursi.
Pemain lainnya, Mamat sudah mulai membuka kios mebel rotan di sini sejak tahun 2004. Di kiosnya, ia menjual aneka produk mebel rotan, seperti, meja, kursi, ayunan anak, kuda-kudaan, pembatas ruangan.
Harganya mulai Rp 150.000 - Rp 1,3 juta per buah atau per set. "Kalau kursi kami jualnya per set, terdiri dari empat kursi dan satu meja, harganya sekitar Rp 1,3 juta," kata Mamat.
Ia bilang dalam sebulan bisa meraup omzet Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Selain menjual aneka produk dari rotan asli, ada juga kursi yang terbuat dari eceng gondok. Namun, jumlahnya hanya beberapa saja. Harganya juga lebih murah dari produk yang terbuat dari rotan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News