Sumber: Kontan 1/10/2012 | Editor: Havid Vebri
Sentra anggrek dan tanaman hias di Kampung Rawa II, Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat sudah kesohor di Jakarta dan sekitarnya. Sebagian besar pelanggan sentra ini merupakan warga Jabodetabek.
Namun, ada juga pelanggan dari luar kota, seperti Medan, Sulawesi, Bima, dan Bandung. Umumnya, pelanggan anggrek dari daerah ini pedagang yang kemudian menjual lagi ke konsumen di daerahnya masing-maisng.
Haji Usman, seorang petani anggrek di daerah ini mengaku, sebagian besar pelanggannya berasal Jakarta dan sekitarnya. "Saya juga sering didatangi pembeli dari luar kota,"ujar Usman.
Biasanya, pembeli dari luar kota ini rutin memesan setiap tiga bulan sekali. Saat memenuhi pesanan konsumen dari daerah ini, ia cukup mengantarkan anggrek sampai ke bandara saja.
Ia sendiri selalu menjaga kualitas tanaman anggreknya. Bila kualitas memuaskan, pelanggan pasti akan memesan lagi. Itu sebabnya, Usman rajin memelihara tanaman anggreknya sejak masih bibit.Dengan pemeliharaan yang baik, dalam setahun anggrek sudah berbunga.
Supaya bisa berbunga tepat waktu, media tanam anggrek juga tak boleh sembarang. Usman bilang, media tanam anggrek harus berupa ranting kayu Kaliandra yang dipesan dari Sukabumi, Jawa Barat. "Kami membelinya Rp 15.000 per karung," kata Usman.
Petani lainnya, Haji Iqbal juga punya banyak pelanggan dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sementara dari dari luar kota, ia sering mendapat pesanan dari Medan, Bima, dan Sulawesi.
Mereka ini merupakan pelanggan tetapnya. "Umumnya mereka rutin pesan lima sampai tujuh kali dalam setahun," jelasnya. Walaupun jumlah pembeli luar kota tak sebanyak Jakarta, tapi mereka ini pembeli potensial. Sebab, sekali pesan, jumlahnya mencapai 30 - 50 pohon.
Anggrek-anggrek itu kemudian dijual lagi di daerahnya. Sama halnya Usman, Iqbal juga sangat memperhatikan kualitas tanaman anggreknya. Ia tak mau pelanggannya kecewa karena tanaman anggreknya kurang memuaskan. Makanya, ia juga sangat telaten mearawat tanaman anggreknya. "Kalau bunganya sudah tumbuh, banyak peminatnya," ujarnya.
Di sentra ini, rata-rata harga pohon anggrek yang sudah berbunga dijual seharga Rp 20.000 per pohon. Sementara anggrek yang belum berbunga dibanderol Rp 15.000 per pohon.
Muhasan, petani lainnya menambahkan, mayoritas petani mendapatkan pasokan bibit anggrek dari sejumlah daerah di Jakarta. "Umumnya kami membelinya dari penjual bibit orang-orang Tionghoa," paparnya.
Biasanya, mereka membeli bibit anggrek dengan ketinggian 2 cetimeter (cm) - 3 cm. Bibit itu ditanam di pot yang di dalamnya sudah dimasukkan kayu kaliandra. "Selain pedagang, banyak juga pembeli perorangan untuk dipajang di rumah," ujarnya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News