kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentra anggrek Ragunan yang berusia lanjut (1)


Senin, 13 September 2010 / 10:15 WIB
Sentra anggrek Ragunan yang berusia lanjut (1)


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Sentra Taman Anggrek Ragunan tetap eksis di usianya yang telah 30 tahun. Para pedagang menjual berbagai jenis anggrek, selain melengkapinya dengan aneka jenis tanaman lain. Mereka sudah memiliki pelanggan. Sebagian pelanggan, adalah pedagang di tempat lain, sebagian lagi kalangan pecinta tanaman anggrek.

Susurilah Jalan Harsono RM, Jakarta Selatan, hingga berujung ke Terminal Ragunan. Setelah itu belok ke kiri dan lewati para pedagang di pinggir jalan setelah GOR Ragunan. Nah, di sebelah kiri jalan, Anda akan menemukan Taman Anggrek Ragunan.

Sesuai namanya, ini adalah sentra di mana para pedagang menawarkan berbagai jenis tanaman dan bunga anggrek. Sentra ini memiliki sekitar 50 kapling dengan ukuran masing-masing sekitar 800 m²-1.000 m².

Sejak dibangun sekitar tahun 1980-an, TAR melayani penjualan anggrek. Dalam perkembangannya, barang dagangan para petani di seni kian banyak dan beragam.

Meski ada beragam tanaman hias, selalu ada anggrek di tiap kavling sentra TAR. Anggrek yang dijual pun beragam, mulai dari Dendrobium, Vanda, Phalaenopsis atau anggrek bulan, Cattleya, dan Oncidium.

Para pedagang menawarkan harga anggrek berdasarkan jenis dan ukuran tanaman. "Harga anggrek di sini Rp 17.500-Rp 35.000 sebatang," kata Sukendar, pengelola Rama Orchids.

Antika Anggrek di Kapling 10, yang khusus menjual anggrek, mematok harga yang tak jauh berbeda. Harga anggrek bulan untuk konsumen langsung Rp 40.000 per pohon. "Kalau untuk pedagang harganya Rp 35.000 karena mereka rutin mengambil," kata Didi, karyawan Antika Anggrek.
Agus Gunawan dari Al Mira Orchid di Kapling 7, mengatakan, menjual anggrek Dendrobium dengan harga mulai Rp 17.500-Rp 20.000. "Harga Cattleya Rp 50.000-Rp 75.000 per tanaman kalau sudah berbunga," imbuhnya.

Para pedagang memastikan harga jual di sentra ini lebih rendah dibandingkan penjual anggrek di tempat lain. "Karena mereka (pedagang) membeli di sini," kata Samino, pemilik Santi Orchid di Kapling 6 TAR.

Para pedagang tanaman yang berbelanja barang dagangan di sentra ini datang dari sekitar Jakarta, seperti Kelapa Gading, Pondok Gede, dan Dharmawangsa. Namun ada pula yang datang dari luar Jakarta, seperti Bali dan Palembang.

Saban hari, ada saja pedagang yang datang berbelanja di sentra ini. Umumnya, mereka membeli minimal 10 tanaman hingga ratusan dan ribuan tanaman. Begitu stok anggrek sudah habis, mereka langsung memesannya lagi.

Ada pula konsumen yang langsung datang membeli anggrek dan tanaman hias lain di sini. Kebanyakan konsumen datang di akhir pekan. Namun ada juga sebagian konsumen yang datang di hari kerja agar lebih leluasa memilih anggrek yang mereka sukai.

Sukendar mengatakan, dia bisa menjual sekitar 700 batang anggrek per bulan. Omzetnya mencapai Rp 14 juta. Omzet sebanyak ini belum termasuk penjualan dari aneka tanaman hias lain. "Totalnya sekitar Rp 20 juta per bulan," kata dia.

Omzet lebih besar dipetik oleh gerai Antika Anggrek. Menurut Didi, gerai ini mampu menjual 10.000 anggrek sebulan. Dengan harga Rp 20.000 per tanaman, Antika mencetak penjualan minimal Rp 200 juta sebulan.

Namun ada juga pedagang yang mengeluhkan penjualan dari tahun ke tahun terus turun karena sulitnya kondisi ekonomi. "Sekarang bisa meraih omzet Rp 10 juta saja sudah bagus," kata Agus.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×