kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Sentra batik Krebet: Baru berkembang tahun 2000 (2


Rabu, 12 September 2012 / 14:29 WIB
Sentra batik Krebet: Baru berkembang tahun 2000 (2
ILUSTRASI. 7 Faktor Penyebab Penyakit Jantung yang Sering Disepelekan. (Tribun Jateng/ Hermawan Handaka)


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Kerajinan batik kayu di desa Krebet, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta sudah ada sejak tahun 1980-an. Namun, kerajinan di desa ini berkembang sejak Krebet dikukuhkan sebagai desa wisata di tahun 2000. Sejak itu, banyak sanggar baru bermunculan. Total sudah ada 50 sanggar di desa ini.

Desa Krebet, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Batul sudah terkenal sebagai gudang produk kerajinan batik kayu sejak tahun 1980-an. Beberapa kerajinan, seperti topeng kayu, tempat perhiasan, sandal, wayang orang, miniatur binatang, dan pernak-pernik lainnya, ada di desa ini.

Namun, sentra ini baru benar-benar terbentuk pada tahun 2000. Yakni, bertepatan dengan pengukuhan Desa Krebet sebagai desa wisata di Yogyakarta.

Yulianto, Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata Krebet bilang, sejak dikukuhkan sebagai desa wisata, industri kerajinan batik kayu di desa ini berkembang pesat. "Banyak sanggar baru bermunculan," katanya.

Sampai saat ini saja, tercatat sudah ada 50 sanggar kerajinan yang menyerap lebih dari 500 perajin di desa ini. Yulianto sendiri termasuk salah seorang pemilik sanggar bernama Yuan Art.

Yulianto bilang, sejak menjadi desa wisata, pasar kerajinan batik kayu di desa ini semakin terbuka lebar. Itu juga yang mendorong bermunculannya sejumlah sanggar baru.

Selain di dalam negeri, kerajinan batik kayu desa ini juga merambah pasar luar negeri. Maklum, sejak menjadi desa wisata, desa ini sering didatangi turis lokal dan asing.

Sebagai desa wisata, warga Krebet juga menyediakan fasilitas home stay bagi turis yang ingin menginap. "Nah, banyak turis yang mampir ke Krebet untuk menimba ilmu membatik di atas kayu," ungkap Yulianto.

Karena pasarnya kian terbuka, banyak warga yang tadinya menjadi perajin kini membuka usaha sendiri sebagai produsen batik kayu. "Jadi banyak yang memutuskan mandiri," ujarnya.

Untuk tenaga perajinnya, mereka banyak mempekerjakan warga dari desa lain. Karena perkembangan yang pesat itu, kini Krebet makin kesohor sebagai penghasil kerajinan batik kayu.

Kendati makin banyak sanggar, tingkat persaingannya masih kondusif. Menurut Yulianto, setiap sanggar memiliki pasar sendiri serta mengambil spesialisasi masing-masing. "Beberapa sanggar ada yang mengambil spesialisasi ukiran kayu saja dan ada pula yang spesialis membatik, jadi kedua nya bisa saling terintegrasi," ujarnya.

Agus Jati Kumara, pengelola Sanggar Punokawan, mengakui, usaha batik kayu di Krebet semakin berkembang sejak menjadi desa wisata. Menurutnya, seringnya turis asing mampir belajar membatik membawa berkah bagi para perajin.

Sebab, banyak dari turis itu yang datang kembali dan juga merekomendasikan Krebet kepada kenalannya di negara mereka. "Sejauh ini testimoninya selalu positif," ujarnya.

Karena sering berhubungan dengan dunia luar, wawasan para perajin pun kian terbuka. Terbukti, banyak dari mereka kini melek teknologi. Hampir semua perajin di desa ini sudah memiliki website untuk mempromosikan produk-produknya di internet. "Pasar potensial kami di luar Bantul, untuk menjangkaunya perlu internet," kata Agus. n


(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×