Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi
Jika Anda mencari benih lele untuk beternak, silakan datang ke Kampung Sawah, Sukabumi, Jawa Barat. Sentra yang telah ada sejak enam tahun lalu ini menjadi buruan peternak lele dari pelbagai daerah. Namun, sentra ini hanya menyediakan benih lele sangkuriang yang lebih cepat besar dan tahan bermacam penyakit.
Letak sentra benih lele Kampung Sawah tak jauh dari Pusat Pembenihan Ikan Air Tawar (PPIAT). Lokasinya berada di daerah perbukitan dengan jalan masuk yang belum beraspal. Tak heran, saat musim hujan, jalanan ini berlumpur.
Menurut Didin Sudrajat, peternak lele di Kampung Sawah sejak empat tahun lalu, sentra ini hanya menjual benih lele sangkuriang. Alasannya, lele jenis ini lebih cepat besar dan tahan penyakit dibandingkan dengan lele lainnya.
Saat ini, di Kampung Sawah ada sekitar 30 pembudidaya lele. Tapi, beberapa di antaranya merupakan investor yang menjalin kerjasama dengan penduduk lokal untuk mengelola kolam lele.
Yeyep, Ketua Kelompok Rahardja Sub Lele, menjelaskan, pembudidaya lokal di luar investor, biasanya mempunyai lima kolam dengan ukuran 4x8 meter. Namun, ada pula yang memiliki 10 kolam.
Yeyep yang dulunya seorang sopir bercerita, ketika pertama kali terjun di bisnis ini, ia hanya coba-coba saja. Tetapi, dia berhasil mengawinkan lele sangkuriang secara alami. Berawal dari situ, Yeyep pun mulai serius menekuni usaha budidaya lele ini.
Kala itu, baru ada tiga orang, termasuk Yeyep, yang menggeluti usaha ini. Mereka menggunakan perlengkapan seadanya, seperti plastik transparan dan terpal.
Lantaran masih coba-coba, hasilnya pun kurang menggembirakan. Namun, usaha ini menarik perhatian Ibeng, warga setempat yang kebetulan juga pegawai PPAT. Padahal, di PPAT biasanya budidaya lele dilakukan lewat injeksi.
Setelah mengetahui potensi budidaya lele sangkuriang, Ibeng lalu merekomendasikan penyuluhan dan bimbingan pemeliharaan lele di Kampung Sawah. Ia mengajak pemuda yang masih menganggur untuk ikut membudidayakan lele.
Sayang, hanya ada empat pemuda yang tertarik. Lalu, Ibeng memberi mereka induk lele sangkuriang.
Dengan pengelolaan yang benar, seperti penggunaan terpal dan pengaturan jumlah air yang tepat, induk lele ini mampu menghasilkan benih 10.000 hingga 20.000 ekor per kolam berukuran 4x8 m. Mereka pun mulai menjual benih lele ini.
Harga benih lele tergantung ukurannya. Benih berumur 20 hari dengan ukuran 2-3 cm, dijual seharga Rp 30 per ekor. Sedangkan, benih lele dengan umur sebulan dan memiliki ukuran 3-5 cm, dilego seharga Rp 60. Benih yang sudah berumur 48 hari, dengan ukuran 5-7 cm dibanderol Rp 110.
Setelah mengetahui budidaya lele menguntungkan, banyak orang yang terjun ke usaha ini. Ikhsan Muluk, salah satunya. Asal tahu saja, sebelum terjun di usaha penjualan benih lele, ia bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel.
Ikhsan pun mengubah haluan usaha menjadi peternak ikan berkumis ini. Dengan usaha barunya itu, ia bisa meraih omzet hingga Rp 1 juta seminggu.
Kini, selain menjual benih lele di Kampung Sawah, beberapa peternak sudah merambah ke daerah Serang, Bogor, dan Cianjur. Bahkan, ada yang mampu menjual benih hingga Lampung, Kalimantan, dan Batam.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News