kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra bika ambon Medan: Mudah dibikin, tapi tidak bisa instan (2)


Selasa, 29 Maret 2011 / 14:41 WIB
Sentra bika ambon Medan: Mudah dibikin, tapi tidak bisa instan (2)


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Tri Adi

Bisnis bika ambon di Jalan Mojopahit, Medan, awalnya hanya dijalankan beberapa orang. Dalam perkembangannya, banyak toko sejenis yang berdiri. Wajar saja, pengusaha makanan itu tidak merahasiakan resep bika ambon. Saking mudahnya, Anda bisa membuat bika ambon hanya dengan sekali melihat.

Lewat pukul 20.00 WIB, jalur di bilangan Jalan Mojopahit, Medan masih terang benderang. Toko-toko di sepanjang jalan itu masih menjajakan bika ambon. Meski tidak seramai di siang dan sore hari, tapi masih banyak pembeli yang lalu-lalang di kawasan itu.

Di rumah bika ambon bermerek Fatimah, sang pemilik Boy Azhari, masih sabar menunggu pembeli. Ia ditemani dua gadis muda yang tak lain karyawan toko. Tak butuh lama, datang pembeli yang membeli bika rasa moca.

Sayangnya, Azhari sudah kehabisan stok bika rasa moca. Ia menyarankan pembeli memilih bika rasa original. Jika tak berkenan, ia menyilahkan pembeli membeli di toko lain.

Saling menyarankan beli di toko sebelah bila persediaan bika habis, adalah hal yang jamak dilakukan pemilik toko bika ambon di Medan. Maklum, "Kami sudah bertetangga puluhan tahun," ujarnya.

Di sentra ini terdapat sekitar 30 penjual bika ambon. Pantang bagi mereka berebut rezeki dari penjualan bika ambon. "Lagipula, rezeki sudah ada yang mengatur," ujar alumnus jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Medan Area ini.

Sesama pengusaha bika ambon juga tak pelit membagi resep bika racikannya. Mereka bebas keluar masuk dapur bika ambon tetangganya untuk melihat cara masaknya. "Pembeli juga boleh melihat," kata penggemar otak-atik elektronik ini.

Itu pula yang agaknya menjadikan kawasan ini sebagai sentra penjualan bika ambon. Karena itu juga, kawasan ini menjadi pusat penjualan bika ambon. Tahun 1990-an, hampir semua warga keturunan Tionghoa di kawasan ini menjual bika ambon.

Boy menjelaskan, proses pembuatan bika ambon sangat mudah. Namun butuh a kesabaran tinggi, karena butuh waktu lama. "Paling tidak 10 jam," katanya.

Biasanya, menjelang tutup toko sekitar pukul 22.00-23.00 WIB, pengusaha sudah mengawali pembuatan bika ambon. Awalnya, mereka membuat adonan kue yang terdiri dari santan, tepung, kuning telur, dan gula. "Komposisinya, satu banding satu," imbuh Linda Zaenuddin, pemilik rumah bika ambon Zaenuddin.

Linda mengingatkan agar jangan menggunakan bahan sembarangan. Telur harus berasal dari telur ayam yang baru menetes satu hari sebelumnya. Sedang santan harus berasal dari kelapa murni yang tumbuh di pinggiran pantai. "Kalau tidak, bika bantat dan tak mengembang," ujar ibu dua putri ini.

Selanjutnya, adonan itu dimasukkan ke dalam tong untuk fermentasi dan pengendapan. Proses fermentasi dibantu dengan air nira kelapa.

Fermentasi inilah yang memakan waktu lama yakni minimal tujuh jam. "Makanya bikin adonannya mulai jam 11 malam, besoknya baru buat kue," ujar Linda.

Setelah proses fermentasi kelar, adonan dibubuhi rasa sesuai keinginan. Setelah itu, adonan baru dipanggang di oven sekitar satu jam hingga siap untuk dijual.

Karena proses pembuatannya lama, pengusaha terkadang tidak bisa melayani pemesanan mendadak. "Apalagi kalau dalam jumlah banyak, bahan-bahannya kan harus dicari dulu," kata mantan penjual nasi ini.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×