kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra bika ambon Medan: Bukan asli Medan, tapi laris manis (1)


Senin, 28 Maret 2011 / 12:00 WIB
Sentra bika ambon Medan: Bukan asli Medan, tapi laris manis (1)
ILUSTRASI. PT Malindo Feedmill. Bisnis emiten sektor peternakan tahun ini tertekan akibat penyebaran virus corona atau Covid-19.


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Tri Adi

Anda yang berkunjung ke Medan, Sumatra Utara tentu tak asing lagi dengan bika ambon. Sejak 30 tahun yang lalu, panganan ini mulai terkenal dan menjadi salah satu oleh-oleh "wajib" dibeli ketika berkunjung ke sana. Jelang hari raya, tiap toko bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon per hari.

Medan merupakan kota terbesar di Pulau Sumatra. Ibu kota Sumatra Utara ini bahkan sudah menjadi kota ketiga di Indonesia yang menjadi pusat bisnis. Perputaran dana yang lumayan tinggi menjadikan Medan tak pernah sepi pengunjung dengan berbagai tujuan, seperti untuk berbisnis atau sekadar menikmati keindahan alamnya.

Saat pulang, pengunjung biasanya membungkus buah tangan untuk rekan atau sanak saudaranya. Salah satu yang tak terlupakan adalah bika ambon.

Panganan yang terbuat dari telur, santan, tepung, serta gula sudah menjadi makanan khas kota Medan, meski asal kue ini hingga kini belum diketahui. Asalnya, bukan pula kota Ambon, seperti nama bika ambon. Salah satu kawasan yang menjajakan bika ambon di Medan adalah Jalan Majapahit. Tak sulit menemukan jalan ini lantaran dekat dengan pusat kota.

Dari Bandara Polonia, Medan, Anda bisa menempuhnya dengan mengendarai taksi. Anda juga bisa menggunakan moda khas Medan, yakni becak motor. Cuma butuh waktu sekitar 15 menit untuk tiba di sana.

Memasuki kawasan itu, mata kita akan langsung bertubrukan dengan papan nama penjual bika ambon Zulaikha. Selanjutnya, berderet penjual bika ambon dengan berbagai merek berjajar di sepanjang jalan.

Tata letak bika ambon di tiap toko hampir sama. Pemilik toko meletakkan di sebuah etalase kaca sehingga tampak dengan jelas tumpukan kardus yang berisi bika ambon.

Ada sekitar 30 penjual bika ambon di sepanjang jalan tersebut. Semuanya adalah industri rumahan lantaran pemilik toko membikin sendiri bika ambon.

Menariknya, tak satu pun penjual camilan ini yang tahu persis sejarah bika ambon. Mereka juga menggeleng tanda tidak tahu kenapa namanya bika ambon, buka bika medan. "Awak tak tahu apa alasannya. Dari sana memang sudah begitu namanya," ujar Linda Zaenuddin, pemilik toko Zaenuddin dengan logat medan yang kental.

Namun, dari cerita-cerita di masyarakat setempat, asal-usul bika ambon memang bukan dari wilayah itu. Ada sejumlah cerita yang berkembang menyertai kelahiran bika ambon. Katanya, bika ini dibikin pertama kali di Jalan Ambon, Medan.

Ada juga yang bilang, kalau bika ini sejatinya dibikin oleh orang Ambon untuk dijual ke Malaysia. Lantaran tak laku, orang ambon ini menjualnya di Medan dan sukses.

Cerita yang lain, kue itu pertama kali memang dibuat orang Ambon yang bekerja untuk warga keturunan di kawasan itu. Sebenarnya, kue itu hanya dijadikan camilan oleh para pekerja saja, tapi ternyata banyak yang menyukainya.

Kemudian, warga keturunan Tionghoa mulai membuat kue tersebut untuk dijajakan. "Tahun 1980-an, beberapa warga keturunan mulai berjualan bika ambon di kawasan ini," kata Rudi, warga keturunan China yang menjual bika ambon dengan merek Erna.

Adalah Atimi, warga keturunan China yang pertama kali memulai usaha menjual bika Ambon di Jalan Majapahit. Menyusul pemain lain yang meramaikan kawasan itu dengan mendirikan toko bika ambon lain, seperti merek Ahun dan Acai.

Maraknya orang membuat dan menjual bika ambon tak lepas dari potensi pasarnya yang besar. Saban hari, kawasan itu selalu ramai dikunjungi pembeli. Menjelang akhir pekan atau hari libur keagamaan, kawasan ini penuh sesak oleh pengunjung yang ingin membeli bika ambon.

"Bahkan menjelang hari raya, pembeli bika ambon bisa ratusan," ujar Boy Azhari, pemilik rumah bika ambon Fatimah. Ia bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon. Begitu juga dengan toko lain yang juga mampu menjual lebih dari 1.000 kota bika.

Tak ayal kemacetan pun mengular. Makanya sejak tahun 1990-an, Jalan Majapahit dibuat satu arah demi mengantisipasi pengunjung yang bertandang membeli bika ambon di sepanjang jalan itu.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×