kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentra Burung Ambarawa: Diserbu pedagang burung (3


Kamis, 07 Februari 2013 / 17:09 WIB
Sentra Burung Ambarawa: Diserbu pedagang burung (3
ILUSTRASI. Ibu dan anak.(Tribun Jateng/Hermawan Handaka)


Reporter: Marantina | Editor: Havid Vebri

Pasar Pon, Ambarawa, Jawa Tengah kesohor lantaran koleksi burungnya lengkap. Pasar ini menjadi rujukan bagi para penggemar burung dari pelbagai daerah. Selain penggemar burung, banyak juga pedagang burung dari daerah lain berburu burung di tempat ini.

Sidik Rosadi, salah seorang pedagang burung di pasar ini mengatakan, pelanggannya banyak juga sesama pedagang burung dari tempat lain, seperti pedagang burung di Pasar Depok, Solo, Jawa Tengah. “Mereka mencari burung langka di sini atau yang harganya murah supaya bisa mendapat untung di sana,” katanya.

Selain dari Solo, pedagang burung langganan Sidik ada juga yang dari Semarang, Jakarta, Banyuwangi, Pati, dan Kudus. Sebaliknya, Sidik juga kadang mendapatkan pasokan burung dari kota-kota tersebut.

Sidik mengaku mendapat untung sekitar Rp 50.000 – Rp 200.000 dari penjualan setiap ekor burung. Kata Sidik, setiap minggu ada saja orang yang menjual burung padanya.

Biasanya, orang-orang itu adalah penghobi burung yang sudah bosan memelihara burung tertentu dan mau mengganti koleksinya. Selain itu, ada juga warga sekitar Ambarawa yang sengaja menangkap burung untuk dijual pada Sidik.

Pedagang burung lainnya, Endar Rosid menuturkan tak pernah kesulitan mendapatkan pasokan selama berjualan di Pasar Pon. Justru, stoknya kadang terlalu banyak sehingga pernah Endar harus menunggu 10 pon hingga satu jenis burung laku terjual.

Septi Prima, pedagang burung yang lain, mengungkapkan bahwa kadang burung-burung yang dijual di Pasar Pon diikutsertakan dalam lomba atau kontes. Jika menang, maka harga jual burung itu meningkat.

Septi sendiri sering mengikutsertakan burung merpati dagangannya, baik merpati balapan atau merpati tinggian dalam kontes. “Kalau menang, harganya bisa sampai dua kali lipat,” ujarnya.

Supaya kondisi burung tetap prima, Septi sangat memperhatikan cara perawatan burung dagangannya. Setiap pagi, burung merpatinya dijemur, lalu dimandikan sebelum kembali masuk kandang.

Selain itu, seminggu sekali, burung merpati diberi minum jamu ramuan Madura yang isinya kuning telur, madu, dan jahe. “Tujuannya agar badannya fit, jadi harganya terjaga," tutup dia.

Sidik juga kerap melombakan burung dagangannya. Ia mengaku, sudah lama hobi memelihara burung. Dengan menjadi penjual burung, sekarang relasinya semakin luas karena bergaul dengan para penghobi burung dari pelbagai daerah.

“Bukan hanya dengan sesama pedagang, tapi juga dengan penghobi burung, saya senang bergaul,” tuturnya. Sidik mulai berjualan di Pasar Pon sejak 1994. Di Pasar Pon, ia membeli tanah seluas 3 meter x 4 meter.

Tanah itu dibayar dengan mencicil Rp 560.000 per bulan selama dua tahun.   

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×