Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi
Pedagang di sentra gorden Cipadu tak ketinggalan zaman. Untuk memperluas pasarnya, penjual juga mempromosikan dagangannya melalui internet. Tapi, selain menjual aneka gorden dengan harga miring, mereka juga menerima jasa perbaikan, pemasangan, dan pencucian gorden.
Dari mana pedagang di sentra gorden Cipadu, Tangerang mendapatkan bahan baku kain untuk membuat tirai? Ada dua sumber: Pertama, dari agen kain besar. Biasanya, kain yang dibeli adalah produk impor. Kedua, dari pabrik pembuat kain. Pabrik menjual kain dengan sistem konsinyasi dengan tenggat waktu satu bulan.
Maulana Rizky, pemilik Wira Jaya Decor, menambahkan, selain dengan agen besar dan pabrik, pedagang terkadang juga mendapat bahan baku kain dari hasil lelang yang dilakukan oleh pabrik. "Biasanya, pabrik akan melelang kain yang warnanya sudah tidak lengkap lagi dengan harga diskon," katanya.
Namun, untuk bisa memperoleh kain lelang tersebut bukan perkara gampang. Karena, Maulana mengungkapkan, jumlah peserta lebih banyak dari jumlah kain yang dilelang. Pedagang memproduksi gorden di pelbagai tempat, mulai dari rumah dan toko mereka sendiri, hingga tempat khusus yang terletak tak jauh dari toko.
Dalam memasarkan gorden, pedagang tak semata mengandalkan toko saja. Maulana, misalnya, juga mempromosikan gorden buatannya melalui internet. Makanya, tidak heran, pembeli gordennya juga banyak datang dari pelbagai kota di luar Tangerang dan Jakarta. Tapi, "Saya hanya melayani pemesanan minimal Rp 10 juta untuk luar kota. Kalau di bawah itu, saya tidak terima, karena rugi," ungkap Maulana.
Sesekali, Maulana mendapat proyek pengadaan gorden dari institusi yang rata-rata nilainya mencapai miliaran rupiah. "Untung dari tendermemang besar, tapi resikonya juga besar. Jika pesanan terlambat, bisa kena penalti hingga 2,5% perhari dari nilai proyek," ujar dia.
Adapun Datuk Bandaro Kayo, pemilik Happy Decor, juga tidak menggantungkan pemasaran gorden bikinannya dari tokonya yang ada di sentra gorden Cipadu. Tapi juga, dari toko-toko lainnya termasuk yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia.
Datuk juga melayani pesanan ekspor. Justru, ia mengatakan, permintaan dari negeri seberang lebih banyak ketimbang di dalam negeri. Pasalnya, "Biaya produksi di Indonesia murah, jadi banyak yang memesan gorden dari sini karena harganya lebih murah," ujar pria yang memiliki pabrik konveksi di Tangerang itu.
Demi menambah penghasilan, para pedagang di sentra gorden Cipadu juga menerima jasa perbaikan, pencucian, dan pemasangan gorden. Ahmad Taufik, pemilik Rizki Jaya Abadi, memasang tarif perbaikan gorden sebesar Rp 3.500 per meter2. Dia menetapkan tarif jasa pencucian gorden sebsar Rp 2.000 per meter. Namun, "Itu belum termasuk jasa mengantar dan pemasangan, lo," tegasnya.
Cuma, khusus konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap, Taufik membebaskan biaya perbaikan dan pencucian gorden. Ini merupakan salah satu strategi atau jurus Taufik agar pelanggannya tidak pindah ke tempat lain.
Sebab, jika pelanggannya mendapat servis yang memuaskan, biasanya dalam tiga bulan ke depan setelah perbaikan atau pencucian gorden, mereka akan datang lagi membeli gorden dengan harga antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta. "Ongkos perbaikan dan pencucian, mereka cukup kasih uang lelah saja ke karyawan saya” ujar Taufik yang berencana akan meluaskan tokonya di sentra gorden Cipadu.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News