kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,02   2,44   0.27%
  • EMAS1.357.000 -0,07%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra kambing yang bertahan di antara pencakar langit (1)


Senin, 15 November 2010 / 11:35 WIB
Sentra kambing yang bertahan di antara pencakar langit (1)
ILUSTRASI. Menlu AS Mike Pompeo.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi


Menjelang Hari Raya Idul Adha seperti saat ini, banyak pedagang kambing dadakan di pinggir-pinggir jalan. Tapi, kalau ingin mencari kambing sepanjang tahun di Jakarta, Anda bisa menyambangi Pasar Kambing Inpres Lontar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sentra tersebut sudah berdiri sejak 1986 silam.

Pasar Kambing Inpres Lontar Tanah Abang terletak di Jalan H. Sabeni. Makanya, pasar ini populer juga dengan sebutan Pasar Kambing H. Sabeni. Untuk mencapai tempat jual beli kambing ini, Anda tinggal menyusuri Jalan K.H. Mas Mansyur. Papan putih bertuliskan Pasar Kambing Jl. H. Sabeni menjadi petunjuk.

Setelah bertemu papan petunjuk itu, Anda harus menyusuri gang sejauh 100 meter untuk menemukan Pasar Kambing Tanah Abang. Bau kambing yang khas langsung menusuk hidung, begitu langkah Anda hanya tinggal beberapa meter lagi dari sentra yang sudah berdiri sejak 1986 silam ini.

Tapi, menjelang Idul Adha seperti saat ini, banyak kandang kambing dadakan di sekitar Pasar Kambing Tanah Abang. "Kandang-kandang di tepi jalan raya dan jalan masuk pasar cuma ada pas Lebaran Haji, kalau enggak, bisa diangkut Tramtib," kata M. Fatullah, pemilik UD Hani Jaya, pedagang kambing di sentra tersebut.

Berdiri di atas lahan yang hanya seluas kurang lebih 500 meter persegi, pasar yang sudah berusia 24 tahun ini disesaki ratusan binatang bertanduk dan bertelinga panjang itu yang siap diperjualbelikan.

Saat ini, ada sekitar 48 pedagang di Pasar Kambing Tanah Abang. Karena lokasinya yang cukup sempit, terkadang satu kandang bisa berisi kambing-kambing dari dua pedagang atau lebih. Makanya, sentra ini terasa sangat penuh sesak.

Farid H. Mohamad Harun, pemilik UD Fairus Jaya, mengatakan, sebagian besar pedagang di Pasar Kambing Tanah Abang adalah pedagang yang sudah ada di sentra ini turun-temurun.

Menurut Farid, sejarah sentra ini berawal ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PD Pasar Jaya pada tahun 1986 merelokasi para pedagang kambing yang tersebar di beberapa titik di Tanah Abang ke Jalan Sabeni.

Waktu itu, para pedagang dijanjikan lahan untuk berjualan yang cukup luas setelah pembangunan Pasar Tanah Abang selesai. "Namun, sudah 24 tahun tidak ada realisasinya. Bahkan, peremajaan pun tidak," ungkap Farid.

Tidak adanya peremajaan, jelas terlihat dari kondisi kandang kambing yang mengenaskan. Kandang yang terbuat dari bambu dan kayu beratapkan seng, sejak dulu hingga sekarang tak berubah. Banyak atap yang berlubang dan bocor saat hujan turun.

Kondisi ini cukup mengganggu. Pasar menjadi becek sehingga langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi jumlah pembeli yang datang. Tapi, "Kami akan membangun pasar ini secara swadaya setelah Lebaran Haji," kata Farid.

Selain persoalan kandang, Farid mengungkapkan, pedagang juga kerap direpotkan dengan pasokan rumput untuk pakan kambing. Sebab, di seputaran Tanah Abang tidak banyak rerumputan, sehingga pedagang harus membeli dari tempat lain.

Walau begitu, tempat ini memiliki fasilitas pemotongan alias rumah jagal. Sehingga, pembeli yang tidak ingin membawa kambingnya dalam keadaan hidup, tidak perlu repot-repot lagi mencari tukang potong. Fasilitas ini ada di bagian belakang pasar. Di situlah kambing disembelih dan dibersihkan, termasuk di potong-potong sesuai pesanan pembeli.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×