kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,42   6,96   0.76%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra kerajinan Lopait: Menjual kerajinan di bekas sentra buah (1)


Senin, 02 Mei 2011 / 14:50 WIB
Sentra kerajinan Lopait: Menjual kerajinan di bekas sentra buah (1)
Jennie dan Lisa BLACKPINK jadi member girl group K-Pop terbaik di Juli 2020.


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Sentra penjualan kerajinan dan peralatan rumah tangga yang terletak di Jalan Fatmawati, Lopait, Semarang, Jawa Tengah dulu populer sebagai tempat berdagang buah-buahan. Tapi, sejak tahun 1998, banyak pedagang yang beralih menjajakan barang-barang kerajinan.

Tidak sulit untuk sampai di sentra penjualan kerajinan tangan dan peralatan rumah tangga Lopait. Letaknya yang strategis, persis di pinggir jalan raya yang menghubungkan kota Semarang dan Solo, membuat Anda tidak perlu bingung menjangkau tempat ini. Di sentra ini, ada lebih dari 100 pedagang.

Para pedagang menjajakan aneka produk kerajinan tangan, seperti gerabah, mainan anak-anak, dan hiasan rotan. Sebagian pedagang lagi menjual berbagai perlengkapan rumah tangga, semisal wajan, cobek, dan sendok.

Harga yang ditawarkan di sentra ini bervariasi, mulai dari ribuan hingga ratusan ribu rupiah per unit. Pembeli tak perlu sungkan-sungkan menawar. Jika beruntung, Anda bisa mendapat barang dengan harga jauh lebih murah daripada yang ditawarkan.

Sentra penjualan kerajinan dan peralatan rumahtangga Lopalit buka 24 jam penuh. Tak heran, banyak pedagang yang juga menjadikan lokasi usaha ini sebagai tempat tinggal. Rata-rata para pedagang memiliki lahan seluas 5 x 4 meter.

Tapi, kebanyakan produk yang dijual di tempat itu bukan berasal dari para perajin di Semarang. Para pedagang memperoleh bermacam kerajinan dan peralatan rumah tangga dari beberapa daerah di Jawa Tengah, antara lain Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Namun, posisinya yang dekat dengan Salatiga membuat para pedagang di sentra penjualan kerajinan dan peralatan rumahtangga Lopait juga menjual berbagai makanan khas Salatiga. Contoh, enting-enting gepuk, keripik paru, dan ampyang atau gula kacang.

Sentra ini sebetulnya sudah ada sejak tahun 1985. Awalnya, masyarakat sekitar menggunakan lokasi ini sebagai tempat berdagang hasil panen kebun buah-buahan mereka, seperti kelengkeng dan durian. Namun, lantaran prospek penjualan kerajinan dan peralatan rumah tangga lebih menguntungkan, banyak pedagang beralih menjajakan produk-produk itu pada 1998-1999.

Selain warga sekitar, tak sedikit pedagang yang berasal dari luar Semarang, bahkan Jawa Tengah, semisal Jawa Timur, Kalimantan, dan Sumatra Barat ikut berjualan di sentra ini. "Mulanya yang berdagang di daerah ini cuma sedikit, tapi sekarang sudah banyak," ungkap Ngateni, perempuan asal Kalimantan yang sudah 12 tahun berdagang di sentra Lopalit.

Para pedagang membutuhkan modal yang beragam untuk membuka usaha di sentra ini. Suwanto, misalnya. Lelaki pensiunan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu merogoh kocek hingga Rp 3,5 juta untuk memulai berdagang. Modal sebanyak ini belum termasuk pengadaan barang dagangan.

Adapun Ngateni mengeluarkan modal sekitar Rp 4 juta. Dia memakai Rp 2 juta di antaranya untuk menyewa tempat berjualan dan Rp 2 juta sisanya buat pembuatan lapak.

Pada hari-hari biasa, penjualan di tempat ini cenderung stabil. Namun, omzet pedagang berlipat ketika musim libur atau menjelang Lebaran. "Jika hari-hari biasa paling hanya bisa mendapatkan Rp 200.000 sampai Rp 300.000, tapi kalau musim liburan bisa mendapatkan sampai Rp 2 juta sehari," kata Ngateni.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×