kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentra keramik Plered: Ada ratusan perajin (1)


Selasa, 28 Agustus 2012 / 15:52 WIB
Sentra keramik Plered: Ada ratusan perajin (1)
ILUSTRASI. Anggota Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan melakukan pengawasan saat berpatroli di perairan perbatasan Kepulauan Riau dan Singapura di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (8/6/2021). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

Bila Anda tengah berkunjung atau melintas di Purwakarta, Jawa Barat, tak ada salahnya berkunjung ke Desa Anjun, Kecamatan Plered. Di sana, ada ratusan perajin yang memproduksi dan menjual aneka kerajinan keramik.Harganya mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Omzet perajin pun mencapai puluhan juta.

Selain di Kasongan, Yogyakarta, sentra kerajinan keramik juga bisa Anda jumpai di Purwakarta, Jawa Barat. Di daerah ini, sentra kerajinan keramik bisa Anda temukan di Desa Anjun, Kecamatan Plered.

Lokasinya tidak jauh dari Pasar Plered. Sementara, dari terminal Purwakarta, jaraknya sekitar 20 kilometer (km). Untuk menuju desa ini, Anda bisa menumpang angkutan umum dengan trayek Pasar Plered.

Di Anjun terdapat ratusan perajin yang memproduksi bermacam kerajinan keramik. Beberapa di antaranya adalah vas bunga, guci, meja, kursi, tempat payung, dan masih banyak lagi.

Semua kerajinan itu terbuat dari tanah liat yang diberi pelbagai motif seperti bunga. Umumnya, proses produksi dilakukan di rumah masing-masing perajin. Tapi, sebagian perajin ada juga yang sudah mendirikan bengkel kerja khusus tak jauh dari rumahnya.

Saat KONTAN menyambangi desa ini Juli 2012 lalu, para perajin tampak sibuk bekerja. Sedang di bagian depan rumah mereka terlihat ratusan kerajinan keramik yang sedang dikeringkan di bawah terik matahari.

Keramik yang baru selesai dibuat itu masih belum dicat. Alhasil, warna aslinya yang terbuat dari tanah liat terlihat terang menyala.

Ade Sudrajat, salah seorang perajin keramik, mengatakan, proses pembuatan keramik di desanya telah ada sejak nenek moyangnya. Sampai sekarang kerajinan itu masih berjalan secara turun temurun. "Kami hanya meneruskan usaha yang sudah ada dengan pelbagai perkembangan bentuk," kata dia.

Ade sendiri sudah melakoni usaha ini sejak 15 tahun lalu. Dengan dibantu lima karyawan, ia bisa memproduksi sebanyak 100 hingga 150 keramik sehari.

Keramik hasil karyanya dibanderol dengan harga Rp 10.000 hingga ratusan ribu per buah. "Harga tergantung bentuk keramik dan kerumitan membuatnya," kata Ade. Dari usahanya ini, dalam sebulan ia bisa meraup omzet sekitar Rp 90 juta, dengan laba berkisar 30%.

Perajin lainnya adalah Haja Ayat yang sudah terjun ke bisnis pembuatan keramik sejak 1981 silam. Selain memproduksi, Haja juga memiliki toko keramik yang ada di Jalan Raya Anjung, Plered.

Tempat pembuatan keramik Haja tidak jauh dari tokonya. Dalam sehari, bengkel produksinya bisa membikin rata-rata sebanyak 50 buah sampai 100 kerajinan keramik. Produk keramiknya dijual dengan harga
Rp 10.000 sampai ratusan ribu per buah. Saban bulan pendapatan Haja mencapai sekitar Rp 50 juta.

Seangkatan dengan Haja, Slamat Krajan juga telah menekuni usaha ini sejak tahun 1980-an. Saat ini, dia memproduksi sekitar 60 sampai 100 kerajinan keramik per hari, dengan omzet Rp 55 juta.

Produk keramik Slamat kebanyakan berupa vas bunga dan tempat payung. "Usaha ini adalah warisan orang tua," jelasnya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×