kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   -7.000   -0,44%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Sentra Kue Cirebon: Bersaing dengan distributor (3


Rabu, 09 Januari 2013 / 12:59 WIB
Sentra Kue Cirebon: Bersaing dengan distributor (3
ILUSTRASI. Pekerja menyiram tanaman di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (7/11/2020). Cuaca hari ini di Jawa dan Bali cerah hingga hujan ringan, menurut prakiraan BMKG. ANTARA FOTO/Didik Suhartono.


Sumber: Kontan 8/1/2013 | Editor: Havid Vebri

Sentra penjualan kue di Pasar Weru, Plered, Cirebon, telah berdiri selama puluhan tahun. Diramaikan sekitar 70 pedagang, persaingan antar pedagang di pasar ini sudah lumayan ketat.

Persaingan juga terjadi antara pedagang dengan pemasok kue. Soalnya, banyak pemasok sekarang datang ke pasar untuk langsung menjajakan kue produksinya ke konsumen.

Alhasil, omzet sejumlah pedagang di Pasar Weru kini menyusut. Suminah, salah seorang pedagang di Pasar Weru mengaku, omzet toko kuenya belakangan ini cenderung tidak bertambah.

Kondisi ini sudah dirasakannya sejak lima tahun terakhir. Menurut Suminah, banyak pabrik kue kini membuka cabang dan memiliki distributor di daerah-daerah untuk memasarkan kuenya.

Kondisi tentu menggerus pasarnya. "Apalagi, sekarang kredit motor murah, banyak juga yang menjadi distributor masuk ke gang-gang," tutur Suminah.

Dengan sistem jemput bola tersebut, pelanggan Suminah pun cenderung berkurang. Di tokonya, Suminah menjual aneka jajanan kemasan bermerek, mulai snack, minuman serbuk, hingga agar-agar.

Lantaran omzet usahanya stagnan, Suminah harus pintar-pintar mengelola pengeluaran bila ingin bertahan. Untuk menghemat biaya operasional, misalnya, baru-baru ini ia mengurangi satu karyawan. "Sekarang karyawan saya cuma empat orang," ujarnya.

Jumlah kiosnya juga hanya ada satu, dari sebelumnya dua. Hal itu dilakukan guna menghemat biaya sewa kios.
Suminah mengaku kesulitan bersaing dengan para distributor karena mereka menjual dengan harga lebih murah.

Menyikapi persaingan ini, ia pun terpaksa menekan keuntungan. Bila sebelumnya ia mengambil keuntungan Rp 1.000 per dus kecil, kini hanya Rp 500.

Beratnya persaingan juga dirasakan Prita, pedagang lain di Pasar Weru. Menurutnya, persaingan sekarang semakin sengit dibandingkan 14 tahun lalu. Selain dengan distributor, ia juga harus bersaing dengan pedagang-pedagang baru di Pasar Weru.

Mereka ini, kata Prita, kerap menjatuhkan harga demi mendapatkan pelanggan. "Pedagang baru kan belum punya pelanggan. Strategi mereka adalah mengambil untung tipis. Yang penting dapat pelanggan baru," tuturnya.

Alhasil, Prita terpaksa juga menurunkan harga jual. Ia mencontohkan, untuk sebungkus kecil kue yang sebelumnya bisa mengambil keuntungan Rp 200, kini tinggal Rp 100.

Itu pun masih lebih besar dibanding pedagang baru yang hanya mengambil untung Rp 50. "Di sini enggak ada persatuan pedagang," keluh Prita.

Pedagang lainnya, Azril, menyiasati kondisi itu dengan memberikan fasilitas kredit bagi pelanggan lama yang dikenalnya. Ia juga melayani retur produk yang kurang baik.       

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×