kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra lentera Cianjur: Genjot produksi saat musim libur tiba (4)


Selasa, 14 Juni 2011 / 13:32 WIB
Sentra lentera Cianjur: Genjot produksi saat musim libur tiba (4)
ILUSTRASI. Ilustrasi. Minum kopi menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan kulit Anda.


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Perajin lampu hias di Gentur, Cianjur selalu menantikan musim liburan yang jatuh pada Juli sampai September. Saat itu, pesanan datang bertubi atau naik dua sampai tiga kali lipat. Utamanya dari Eropa dan Amerika. Saat itu pula, mereka mendulang rezeki cukup terang.

Liburan menjadi berkah sentra kerajinan lampu hias di Gentur, Cianjur. Saat itu, pesanan datang bertubi. Tak hanya dari pasar lokal, tapi mereka harus juga memenuhi pesanan para eksportir yang mengirim lentera hias ke Eropa dan Amerika Serikat.

Pada hari biasa, para perajin mengirim sedikitnya 10.000 unit lampu hias ke Bali, Australia, Amerika dan Eropa. Memasuki musim panas di Eropa, permintaan bisa mencapai dua kali hingga tiga kali lipat.

Dede Syarifuddin, salah satu perajin lampu hias di sana mengantongi pendapatan rata-rata sebesar Rp 75 juta per bulan. Bila musim liburan tiba, ia bisa mendapatkan omzet Rp 175 juta per bulan. Dari omzet itu, Dede mengaku mengantongi laba bersih 30%.

Perajin lain seperti Ade Sudjana, saban bulan, mampu mengantongi omzet Rp 50 juta. Nah, saat libur yang jatuh bulan Juli hingga September, ia bisa mendapatkan pemasukan sebesar Rp Rp 110 juta.

Banyaknya pesanan saat musim libur membuat perajin lampu hias gentur ngebut produksi. Untuk lampu dengan model yang rumit, mereka harus bisa menyelesaikan dalam jangka waktu dua sampai tiga hari. "Adapun model biasa, satu perajin bisa menghasilkan dua lentera per hari," ujar Ade.

Menurut Ade, model merupakan penentu harga. Bila pelanggan memesan model yang rumit, harga akan mengikuti. Jamaknya, perajin lampu gentur membanderol lentera hias dengan harga termurah Rp 750.000 hingga Rp 2 juta per lampu. "Tapi, saya pernah menjual lampu dengan harga Rp 5 juta per lampu tahun lalu," ujar Ade.

Dede menambahkan, produk gentur umumnya disukai oleh pembeli dari Eropa karena modelnya yang klasik dan artistik. "Mereka kebanyakan suka model lentera gantung," ujarnya.

Dede bercerita, dulu pembeli dari Eropa suka datang sendiri ke Gentur. Mereka biasanya memesan model sendiri. Sayangnya, belakangan, pembeli dari Eropa enggan datang. Mereka memilih membeli dari Jakarta atau Denpasar. "Katanya, lebih praktis beli di kota-kota besar," ujar Dede.

Adapun pembeli lokal adalah para pengusaha resto, kafe atau hotel yang ada di wilayah jalan Sudirman, Thamrin, kawasan Pondok Indah, Pondok Labu hingga Kemang. Mereka membeli lentera untuk mempercantik interior maupun eksterior bangunan mereka. Cuma para pengusaha ini tak datang sendiri. "Ada pemasoknya. Mereka beli dari kami," ujarnya.

Meski menjadi produsen lentera, sejatinya, kerajinan lampu di Gentur dipengaruhi sangat kuat oleh perajin dari Timur Tengah.

Sesuai dengan catatan sejarah, kata Dede, banyak Arab datang ke wilayah Cianjur sambil membawa ajaran agama Islam. Sambil berdakwah, mereka juga mengajari penduduk setempat kerajinan membuat lentera hias. Tak hanya teknik pembuatan, "Mereka juga memperkaya motif lokal," ujarnya. Maklum, penduduk asli sebelumnya hanya piawai membuat lampu sentir dengan bahan bakar minyak tanah.

Bagi perajin, bahan baku lampu yang berupa kuningan dan stainless steel mudah didapat. Mereka mendapatkan bahan baku dari Bandung. Sarana transportasi ke Bandung yang sudah mulus memudahkan berbelanja bahan baku.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×