kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.355   -190,00   -1,15%
  • IDX 6.869   82,03   1,21%
  • KOMPAS100 995   15,18   1,55%
  • LQ45 764   10,59   1,40%
  • ISSI 223   2,25   1,02%
  • IDX30 395   4,66   1,19%
  • IDXHIDIV20 461   4,56   1,00%
  • IDX80 112   1,50   1,36%
  • IDXV30 114   0,50   0,44%
  • IDXQ30 128   1,96   1,56%

Sentra Mebel Kayu Jepara: Pasokan dari Senenan (2)


Rabu, 31 Oktober 2012 / 20:06 WIB
ILUSTRASI. Orangtua, ini dampak dari stunting pada anak serta cara mencegahnya . ANTARA FOTO/Maulana Surya/hp.


Sumber: Kontan 27/110/2012 | Editor: Havid Vebri

Sentra mebel dan kerajinan kayu di Tahunan, Jepara, sudah ada sejak 1980-an. Bisnis mebel dan kerajinan kayu di sentra ini biasanya merupakan bisnis keluarga. Awalnya hanya ada kurang dari 10 showroom di sentra ini. Jejak bisnis ini diikuti oleh para kerabat dan keturunan sehingga hingga kini ada setidaknya 30 showroom mebel dan kerajinan kayu di Tahunan.

Nukmatul Ummah, pemilik Marjan Ukir Putri, misalnya. Ia mulai berbisnis kerajinan kayu sejak 1990. Sebelumnya, sekitar tahun 1985, orangtua Nukmatul sudah membuka showroom yang menjual produk mebel. Akhirnya, Nukmatul dan orangtuanya pun bergabung dengan memajang produk masing-masing di showroom sama.

Amin Rohamin, pedagang lain, juga mengalami hal yang sama. Toko Amin yang dikelolanya sejak tahun 1990 merupakan bisnis warisan dari orangtua. "Para pedagang di sini masih kerabat dan saling mengenal satu sama lain," katanya.

Pasokan mebel dan kerajinan kayu sentra ini diambil dari tempat sama. Pedagang memperoleh pasokan dari beragam perajin di Jepara, khususnya dari sentra ukiran kayu di Desa Senenan. Biasanya, mereka membeli mebel yang belum mengalami tahap finishing. Tahap ini, dikerjakan di showroom masing-masing. Namun, ada juga pedagang yang membeli mebel jadi dari perajin.

Nukmatul bilang, ia membeli kerajinan kayu setengah jadi dari perajin dengan kisaran harga Rp 20.000-Rp 600.000. Setelah masuk tahap finishing itu, ia menjualnya kembali dengan kisaran harga Rp 50.000 hingga Rp 3 juta per produk. Dalam sebulan, Nukmatul bisa menghabiskan Rp 20 juta untuk membeli kerajinan kayu dari perajin.

Kerajinan kayu yang dijual Nukmatul dibuat dari kayu jati dan kayu mahoni. Namun, untuk beberapa produk seperti asbak dan perkakas rumah tangga, ia menggunakan kayu nangka.

Berhubung sentra Tahunan merupakan sentra penjualan, para pedagang bergantung pasokan pada para perajin yang tersebar di beberapa desa di Jepara. Para pedagang di Tahunan biasanya sudah punya langganan perajin sehingga tidak saling berebut pasokan.

Tony Irawan, pemilik  Archardz Jati Furniture, mengatakan, produk mebelnya merupakan karya para perajin di Desa Senenan. Tapi, ia tetap menyediakan bahan baku yang dibelinya di tempat penimbunan kayu (TPK) di Jepara.

Biasanya, dalam sebulan, Tony bisa menghabiskan sekitar Rp 7 juta untuk membeli kayu jati dan kayu mahoni di TPK. Selanjutnya, ia memberikan kayu itu pada perajin untuk dijadikan mebel.

Meski mebel ukir lebih kondang, namun tak semua produk mebel dan kerajinan kayu yang dijual di sentra penjualan Tahunan disertai dengan ukiran. Para pedagang sentra ini ogah mengambil pangsa pasar mebel ukir yang sudah menjadi ciri khas sentra mebel ukir di Desa Senenan.

Sementara itu, Amin mengatakan, produk yang ada di showroom-nya kebanyakan sudah diorder. Hanya 30% yang merupakan stok untuk para pembeli yang datang langsung ke showroom-nya. "Saya lebih mengandalkan pembeli yang pesan lewat telepon atau e-mail," ujarnya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×