Reporter: Noverius Laoli, Marantina | Editor: Tri Adi
Mayoritas pedagang mebel rotan di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan berasal dari daerah Cirebon, Jawa Barat. Mebel rotan yang diperdagangkan mereka juga berasal dari daerah sama. Produk mebel rotan yang dipasok dari Cirebon itu kebanyakan produk jadi. Pemesanan biasanya dilakukan seminggu sekali.
Sentra mebel rotan di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan sudah ada sejak tahun 1968. Namun, saat itu hanya segelintir saja pedagang mebel rotan yang menggelar dagangan di tempat ini.
Baru sekitar tahun 1990-an, sentra ini diramaikan para pedagang. Hingga saat ini, tidak kurang dari 10 kios mebel rotan beroperasi di kawasan ini.
Hampir semua pedagang mebel rotan di tempat ini berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Mebel rotan yang diperdagangkan mereka juga berasal dari daerah Cirebon. Maklumlah, selama ini Cirebon memang dikenal sebagai salah satu pusat penghasil mebel rotan di Indonesia.
Sebagai sentra industri rotan terbesar di Indonesia, produk mebel rotan dari Cirebon juga sudah banyak yang diekspor ke sejumlah negara.
Salah satu daerah penghasil mebel rotan di Cirebon adalah Desa Tegal Wangi. "Biasanya, mebel rotan yang dijual di Pasar Minggu dipasok dari Desa Tegal Wangi itu," ujar Sapani, pemilik kios mebel rotan di Pasar Minggu.
Menurut Sapani, produk mebel rotan yang dipasok dari Desa Tegal Wangi itu kebanyakan produk jadi. Dengan begitu, setiap mebel yang didatangkan dari Tegal Wangi sudah siap pakai.
Para pedagang pun tak perlu lagi mendesain dari awal produk yang dijualnya. Paling yang dilakukan hanya memoles, supaya produk mebel rotan itu terlihat lebih menarik di mata pelanggan.
Pedagang lainnya, Dedi Suhardi mengaku secara rutin memesan mebel rotan dari Cirebon. Dalam sebulan, ia memesan minimal delapan set kursi rotan dari Desa Tegal Wangi.
Pemesanan biasanya dilakukan seminggu sekali, dan diantar langsung ke kios pedagang dengan menggunakan truk. Selain kursi rotan, Dedi juga memesan produk lain, seperti kuda-kudaan mainan, ayunan bayi, dan gantungan lampu. "Pesanan biasanya datang tiga hari setelah saya menelepon para perajin di Tegal Wangi," kata Dedi.
Penetapan harga mebel rotan di sentra ini ditentukan dari besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan barang, ditambah dengan laba yang ingin diperoleh.
Sapani menyatakan, dari setiap satu set kursi yang dijual, ia mengambil keuntungan sekitar Rp 100.000 hingga Rp 300.000. Dedi juga mengaku tidak mengambil keuntungan banyak dari penjualan mebel rotan. Margin keuntungan paling berkisar antara 10%-20%. Ia khawatir, bila harganya terlalu mahal, pembeli akan pindah ke kios lain.
Tidak semua pemilik kios di daerah ini mengawasi langsung operasional toko. Contohnya, kios yang dikelola Mamat. Ia mengaku, pemilik kiosnya merupakan orang Cirebon yang bermukim di Cirebon. "Di Cirebon dia juga memiliki kios mebel," ujarnya.
Biasanya, seminggu sekali, pemilik kios akan langsung memasok barang ke kiosnya di Pasar Minggu.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News