Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Hendra Gunawan
BANDUNG. Jika Anda gemar dengan makanan laut dan sedang menyambangi Kota Bandung, ada baiknya menyempatkan waktu mampir ke daerah Waduk Cirata di Bandung Barat. Di sini tidak hanya dikenal sebagai tempat budidaya ikan air tawar, tapi juga menjadi salah satu sentra penjualan beragam jenis ikan air tawar dan juga lobster.
Waduk Cirata sudah dikenal sebagai penghasil ikan air tawar terbesar di Jawa Barat yang telah beroperasi sejak tahun 1988. Waduk ini memiliki luas 6.200 hektare (ha) dan ketinggian 221 meter (m). Wilayah ini terdiri dari tiga kabupaten, yaitu Cianjur, Purwakarta, dan Bandung Barat.
Saat ini, terdapat kurang lebih 5.000 pembudidaya dengan total 70.000 petak kolam di Waduk Cirata yang membudidayakan aneka jenis ikan dan lobster. Untuk di Bandung Barat saja, ada sekitar 1.500 pembudidaya dengan memiliki total sekitar 25.000 petak kolam.
Letak lokasi ini cukup jauh dari jalan raya, sehingga disarankan menggunakan mobil. Selain itu, jalan masuk ke dalam waduk cukup berbatu. Setelah melewati PLTA Cirata dan berada di daerah balai pemerintahan Cirata, perjalanan ke waduk membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam.
Asep Sulaiman, pembudidaya ikan di Cirata mengatakan, dia membudidayakan ikan mas dan ikan nila sejak tahun 2004. Dia memulai menjadi pembudidaya dimulai dari bawah. Saat itu, dia rela menjual tanah untuk membeli dua petak kolam di Waduk Cirata, Kabupaten Bandung Barat.
Lebih dari 10 tahun, saat ini, Asep sudah memiliki 20 petak kolam. Dengan hasil panen sebanyak 3 kuintal per empat petak per tahun, dia mengaku bisa meraup mendapat omzet Rp 10 juta per bulan.
Biasanya harga jual ikan mas mengikuti harga pasar, sementara harga ikan nila cenderung lebih stabil. Harga jual ikan mas saat ini sekitar Rp 18.000 per kg dan ikan nila sekitar 14.000 per kg. Tidak hanya mendapat pembeli dari daerah Jawa Barat, Asep juga kerap kedatangan pembeli dari Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Ardiansyah, pembudidaya lainnya di Cirata membudidayakan lobster air tawar sejak awal tahun ini. Saat ini, dia sudah bisa menghasilkan 1,5 kuintal lobster dalam seminggu dan langsung memasok untuk pesanan dari beberapa restoran makanan laut di Jakarta.
Meski masih terbilang baru, Ardiansyah sudah pernah ditawari untuk ekspor lobster ke Jepang. Tapi, ia mengaku saat ini masih ingin melayani permintaan di dalam negeri terlebih dahulu. Apalagi, saat ini konsumennya belum terlalu banyak.
Dengan harga jual sekitar Rp 70.000 per kg, Ardiansyah bisa meraup omzet Rp 3 juta per bulan. Biasanya para pembeli datang satu kali sampai dua kali dalam seminggu, langsung ke tempatnya untuk memilih lobster sendiri. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News