Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Mayoritas pembeli di sentra oleh-oleh khas Bali di Jalan Dhyana Pura, Seminyak merupakan turis asing. Pasalnya, di sekitar sentra ini banyak terdapat hotel dan tempat nongkrong para wisatawan asing. Karena konsumen utamanya turis asing, pedagang mematok harga tinggi. Produk termurah dibanderol Rp 50.000.
Sentra oleh-oleh khas Bali di jalan Dhyana Pura, Seminyak, Bali, selalu ramai dikunjungi turis mancanegara. Hampir 90% konsumen sentra ini merupakan turis asing. Maklum, di sekitar sentra ini banyak terdapat tempat penginapan dan tempat nongkrong para wisatawan asing.
Lantaran konsumen utamanya turis asing, para pedagang mematok harga lumayan tinggi. Kepada turis asing mereka menawarkan harga paling murah Rp 50.000. Sementara bila yang membeli turis lokal, paling rendah dibanderol Rp 30.000.
Beberapa produk yang dijual di tempat ini di antaranya tas, kaus, topi, dompet dan berbagai pernak-pernik lainnya. "Kami jual agak mahal ke turis asing karena nilai tukar duitnya ke rupiah lebih tinggi, sehingga harga produk juga harus menyesuaikan," ujar Nengah Nesah, salah seorang pedagang di sentra ini.
Menurut Nengah, harga jual Rp 50.000 kepada turis asing tidak seberapa. Sebab, dalam asumsi pedagang, wisatawan mancanegara pasti membawa uang dollar Amerika Serikat dalam jumlah banyak. "Kalau mereka sudah tertarik, harga tidak jadi persoalan," tambah Nengah.
Maka, tak heran semua pedagang di tempat ini memasang harga tinggi kepada turis asing. Andi Saputra, pedagang lainnya, juga memasang harga jual lebih tinggi kepada turis asing.
Namun, menurut Andi, tidak semua turis asing mau membeli produk dengan harga mahal. Sebab, sebagian besar turis yang lalu lalang di Seminyak sudah sering berkunjung ke Bali.
Selain itu, banyak pula turis asing yang sudah menetap lama di Bali. "Turis yang sudah lama biasanya tahu harga," jelas Andi.
Para pedagang sendiri sudah bisa membedakan mana turis asing yang sudah sering berkunjung ke Bali dengan turis baru. Hal itu terlihat dari warna kulitnya.
Bila kulitnya sudah kemerah-merahan atau bahkan mulai kehitaman, berarti mereka sudah sering ke Bali, atau bahkan sudah lama menetap di Bali. Dengan begitu, mereka sudah tahu kisaran harga di Bali.
Namun, kalau kulitnya masih putih bersih, turis tersebut belum lama di Bali. Sebagai turis baru, tentu mereka masih awam dengan harga produk-produk di Pulau Dewata ini.
"Kepada turis seperti ini, kami bisa menawarkan harga kaus mulai ratusan ribu rupiah," jelas Andi.
Pedagang lainnya, Yosep menambahkan, banyak turis asing menetap lama di Bali. Biasanya, mereka menetap hingga sebulan. Selama di Bali, aktivitas mereka banyak dihabiskan di pantai, sehingga kulitnya menjadi gosong.
Namun, ada juga turis baru yang sudah tahu harga produk-produk di Bali. Informasi mengenai harga itu biasanya mereka dapatkan dari brosur-brosur perjalanan wisata.
Dalam brosur tersebut, tertera kisaran harga oleh-oleh khas Bali. Yosep bilang, bila bertemu turis yang sudah membawa brosur, biasanya pedagang mau menurunkan harga. Kendati bisa dinegosiasi, tapi tetap saja tidak bisa turun drastis.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News