Reporter: Noverius Laoli, Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Kawasan Seminyak merupakan salah satu tempat wisata favorit di Bali. Selain terkenal dengan pantainya yang indah, di Seminyak juga banyak terdapat pusat penjualan oleh-oleh khas Bali. Salah satunya berada di Jalan Dhyana Pura.
Di tempat ini, Anda bisa mencari oleh-oleh khas bali, seperti tas, topi, kaus oblong, dan pakaian khas Bali. Letak sentra ini sangat strategis. Berada di jajaran restoran, hotel, dan sejumlah tempat hiburan malam yang ramai dikunjungi turis asing.
Saat KONTAN mengunjungi sentra ini di bulan Mei lalu, nampak banyak turis asing berseliweran di kawasan ini. Sebagian besar dari mereka berasal dari Australia. Turis-turis mancanegara itu menginap di hotel-hotel di sepanjang jalan Dhyana Pura.
Dari deretan hotel berbintang itu, sentra ini hanya berjarak sekitar 20 meter. Sentra ini dihuni sekitar 15 kios dengan ukuran 3 meter (m) x 4 m.
Nengah Nesa (32), salah seorang pedagang di sentra ini bercerita, sentra penjualan oleh-oleh khas Bali di daerah Seminyak ini telah berdiri sejak tahun 2007. Kala itu, di sentra ini masih belum banyak yang menjual oleh-oleh khas Bali.
Sebagian besar kios masih berupa salon, warung telekomunikasi, dan warung internet. Namun, seiring berkembangnya teknologi komunikasi, seperti telepon seluler, lokasi ini mulai sepi pengunjung.
Akibatnya, omzet para pedagang pun anjlok. Maka pada tahun 2009, kios-kios di sekitar jalan Dhyana Pura ini mulai beralih usaha dengan menjajakan oleh-oleh khas Bali, seperti tas, kaus oblong, topi, dan sejumlah pakaian khas Bali lainnya.
Nengah sendiri sudah mulai berjualan oleh-oleh khas Bali sejak tahun 2007. Di kiosnya, ia memajang aneka produk yang dibanderol mulai Rp 30.000 sampai ratusan ribu rupiah. Omzet rata-rata mencapai Rp 500.000 - Rp 1 juta per hari. "Tapi kalau lagi sepi hanya Rp 500.000," ucapnya.
Andi Saputra (25), pedagang lainnya menambahkan, konsumen utama mereka adalah para wisatawan yang menginap di hotel-hotel sekitar Jalan Dhyana Pura. Banyak turis mampir ke kios mereka karena sebagian besar wisatawan memang suka berjalan kaki, ketimbang naik kendaraan.
Apalagi, di daerah Bali memang jarang kendaraan umum, seperti bus dan angkot yang beroperasi. Karena dekat dengan hotel tempat mereka menginap, banyak turis yang lalu lalang mampir dan membeli sejumlah produk yang dijajakan di sini.
Andi bisa meraup omzet sekitar Rp 1,5 juta per hari. Namun, kalau lagi sepi hanya sekitar Rp 1 juta. Untuk menarik minat turis agar mau berbelanja, ia pun memajang aneka produk.
Pedagang lainnya adalah Yosep. Ia mengaku, tempatnya berjualan ramai dihampiri turis karena letaknya strategis. Lantaran dekat tempat hiburan malam, mereka pun menggelar barang dagangannya hingga pukul 21.00 WIT. "Omzet saya Rp 1,2 juta sehari," ujarnya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News