Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
Sentra pakaian dan sepatu di Jalan Otista, Tegallega, Bandung, Jawa Barat SENTRA pakaian dan sepatu di Jalan Otista, Tegallega, Bandung, Jawa Barat telah berdiri sejak tahun 1980-an. Namun, saat itu sentra di Jalan Otista ini belum seramai seperti sekarang.
Selain jenis pakaian dan sepatu yang dijual masih terbatas, sentra ini juga masih sepi pembeli. Beda dengan sekarang. Diramaikan lebih dari 100 kios, sentra ini menyediakan aneka model pakaian santai dan olahraga, seperti kaos, celana jins, jaket, dan sepatu dari berbagai merek.
Meski konsumennya hanya terbatas di wilayah Bandung, sentra ini selalu ramai dipadati pengunjung. Terlebih saat akhir pekan. Tak heran, bila pedagang sangat menunggu-nunggu akhir pekan tiba.
Iwan Sudirman, salah seorang pedagang di sentra ini bilang, setiap akhir pekan jumlah pengunjung pasti membludak. Pasalnya, tak jauh dari lokasinya berjualan terdapat lapangan Tegallega yang biasa dipakai warga untuk berolahraga.
Selain itu, setiap akhir pekan, di lapangan Tegallega juga sering diselenggarakan acara-acara hiburan, seperti panggung musik dan lain-lain. Makanya, banyak warga menyerbu lapangan ini.
Selain warga Kota Bandung, mereka juga berdatangan dari daerah lain di sekitar Bandung, seperti Soreang, Banjar, dan Padalarang. Alhasil, keramaian di lapangan ini membawa berkah bagi para pedagang. "Biasanya sebagian besar pengunjung dari lapangan Tegallega juga datang ke tempat kami berjualan untuk berbelanja," kata Iwan.
Saat itu, omzet yang dikantongi Iwan pun bisa naik hingga berlipat-lipat dari hari biasa. Di hari biasa omzet yang mengalir ke kantongnya hanya berkisar Rp 500.000 per hari.
Sementara hari Sabtu omzetnya melonjak hingga Rp 1,5 juta. Khusus hari Minggu bisa lebih tinggi lagi, rata-rata mencapai Rp 3 juta. Laba yang didapatnya memang kecil, hanya berkisar 10%-15% dari omzet.
Namun karena volume penjualannya lumayan besar, untungnya juga lumayan tinggi. Pedagang lainnya, Susilawati juga menangguk omzet gede di akhir pekan. Sama dengan Iwan, omzetnya di hari biasa hanya berkisar Rp 500.000 per hari. Namun di akhir pekan, ia rata-rata mengantongi omzet Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per hari.
Untuk mengantisipasi lonjakan konsumen di akhir pekan, ia selalu menyetok barang dalam jumlah banyak. "Dengan begitu, pilihan barang dagangan semakin banyak sehingga pembeli pun diharapkan semakin tertarik datang," ujarnya.
Egi Ginanjar, pedagang sepatu di sentra ini membenarkan jumlah pengunjung di akhir pekan selalu membludak. Bahkan, Egi sudah membuka kiosnya sejak pukul 05.30 WIB. Ia mengincar masyarakat yang akan lari pagi dan mengikuti berbagai kegiatan wisata di Lapangan Tegallega. Egi mengaku, omzetnya di akhir pekan bisa mencapai Rp 2 juta per hari.
Sementara pada hari biasa, rata-rata omzetnya hanya sekitar Rp 400.000 per hari. "Saya rela bangun pagi-pagi asal sepatu dagangan saya terjual," jelasnya. Pada hari biasa, ia baru berjualan sore hari pukul 15.00 WIB.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News