kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentra pakaian Pasar Klewer: Barang sama (2)


Jumat, 14 September 2012 / 13:49 WIB
Sentra pakaian Pasar Klewer: Barang sama (2)
ILUSTRASI. Startup di bidang health tech SehatQ kembali mendukung percepatan program vaksinasi pemerintah.


Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri

Sejak tahun 1970, Pasar Klewer di Solo, Jawa Tengah menjadi pusat grosir pakaian terbesar di Jawa Tengah. Aneka jenis pakaian, terutama berbahan batik dijual di pasar ini, seperti blus, kemeja, hingga kaos.

Sebagai sentra pakaian batik, pasar ini selalu ramai dikunjungi pembeli. Bahkan, banyak wisatawan asing yang menyempatkan diri singgah ke Klewer.
Selain pilihan barangnya banyak, pasar ini juga terkenal murah. Para pedagang mengaku bisa menjual murah karena mendapatkan barang dagangan langsung dari tengkulak atau tangan pertama.

Namun, risikonya, barang yang mereka jual banyak dimiliki pedagang lain. Alhasil, baik dari segi model maupun motif pakaian yang dijual di Klewer hampir semuanya seragam.

Biasanya, bila ada yang melihat satu model dengan satu motif di sebuah toko, maka Anda akan menemukan pula model dan motif serupa di toko lain.
Chusnol, salah seorang pedagang mengakui kondisi itu terkadang menyulitkan mereka. Soalnya, tanpa ada perbedaan produk, mereka kesulitan untuk bersaing. "Inilah tantangannya berdagang di Pasar Klewer," ujarnya.

Sebenarnya, pedagang bisa saja memonopoli pemasaran satu merek tertentu, sehingga tidak dimiliki oleh pedagang lain. Namun, mereka harus bersedia mengambil semua barang yang diproduksi oleh sang pemilik merek itu. "Jadi, pedagang lain tidak bisa mengambil lagi," ujar Chusnol.

Sementara produk yang dikeluarkan oleh merek tertentu jumlahnya bisa mencapai ratusan hingga ribuan. Maklumlah, mereka juga harus memproduksi massal supaya bisa menjual dengan harga agak murah.

Lantaran sulit melakukan variasi produk berbeda, pedagang menyiasatinya dengan bersaing di harga dan pelayanan. "Di pasar ini selisih Rp 500 saja pelanggan bisa kabur," ujar Chusnol. Makanya, ia selalu berusaha memuaskan pelanggannya.

Pedagang lain, Kaidar Ali, pemilik toko Batari Fashion mempunyai kiat khusus demi menonjolkan perbedaan produk yang ia jual. Yakni, dengan cara mencampur barang dagangan dari beberapa produsen. Selain dari Solo dan sekitarnya, ia juga mengambil pakaian dari Jakarta, seperti cardigan, legging, dan gamis model terbaru.

Supaya berbeda dengan toko lain, ia juga menjual aneka perhiasan. "Yang bagus-bagus dan sedang tren saya pajang, Nanti kan orang tertarik untuk melihat-lihat yang lain," ujar Kaidar.

Walaupun sama dengan yang lain, Chusnol sendiri mengaku tidak begitu khawatir bakal ditinggal pembeli. Soalnya, kebanyakan pembeli sudah maklum dengan kondisi itu.

Biar barang yang dibeli beragam, kadang mereka membeli secara berseri. "Jadi membeli satu model yang terdiri dari tiga sampai enam warna berbeda yang diambil acak," ujar Chusnol.

Chusnol menambahkan, sampai saat ini Pasar Klewer masih ramai dikunjungi para pembeli dari berbagai daerah. Kebanyakan dari mereka adalah para pedagang pakaian di daerahnya masing-masing. Biasanya, pengunjung pasar ini benar-benar membludak saat menjelang Lebaran. n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×