Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Selain melayani penjualan eceran, sentra pakaian dan atribut tentara di Cimahi, Jawa Barat juga menjual berbagai produk dalam partai besar. Lembaga pendidikan dan asrama militer menjadi konsumen utama mereka. Namun, pedagang harus memiliki relasi untuk menembus instansi militer itu.
Sejak era 1990-an, sentra pakaian dan atribut tentara di Cimahi, Jawa Barat sudah kesohor di kalangan tentara, khususnya TNI Angkatan Darat (AD). Sejak awal berdiri, sentra ini sudah terbiasa melayani pembeli dari kalangan prajurit TNI.
Selain melayani pembelian eceran, sentra pakaian dan atribut tentara di Cimahi juga melayani pembelian dalam partai besar. Para pedagang menyebut penjualan partai besar dengan sistem paket.
Penjualan sistem paket ini memberi kontribusi hingga 70% dari total penjualan. Sisanya penjualan eceran. "Sistem paket lebih banyak peminatnya dan volume pesanannya lebih tinggi," kata M. Fery Kurniawan, pemilik kios Gajahmada Millitery Equipment.
Keberhasilan pedagang melayani penjualan paket sangat tergantung kepada kemampuan melobi lembaga pendidikan dan asrama militer, baik di Bandung maupun di daerah lain. Soalnya, instansi ini yang paling sering memesan perlengkapan kebutuhan militer.
Asrama militer, misalnya, banyak membeli perlengkapan untuk prajurit yang masih tinggal di asrama. Yang paling banyak dipesan biasanya seragam, kaus kaki, sepatu, topi, tas, dan perlengkapan lainnya.
Untuk memiliki relasi di kalangan militer, para pedagang harus memiliki teman yang punya jaringan di militer. Selain lembaga pendidikan dan asrama militer, pedagang juga mencoba meretas hubungan dengan petinggi batalion. Sebab, setiap satuan setingkat batalion memiliki jumlah prajurit yang cukup banyak. "Tapi jarang pedagang yang bisa tembus ke petinggi militer yang mengomandani satu batalion," jelas Fery.
Fery sendiri mengaku belum memiliki jaringan ke petinggi batalion. Padahal, ia sudah berjualan di sentra tersebut sejak 11 tahun silam. "Sejauh ini saya baru berhubungan dengan pengelola asrama militer," ujarnya.
Guna menjaga hubungan baik dengan relasinya di militer, Fery biasa memberikan potongan harga untuk setiap penjualan pakaian dan atribut tentara. Biasanya, pembeli meminta potongan harga 5%. Agar tidak menanggung rugi terlalu banyak, para pedagang menyiasatinya dengan menaikkan harga.
Para pengelola lembaga pendidikan dan asrama militer biasanya datang belanja ke sentra ini setiap akhir pekan. Selain di Cimahi sendiri, Fery juga sudah memiliki banyak pelanggan dari luar kota, seperti Cianjur, Sukabumi, Bogor, Jakarta, Ambon, Sumatra, dan Papua.
Deden Rusman, pemilik kios Perdagangan Umum & Konveksi juga meraup omzet besar dari usaha ini. Sama halnya Fery, ia juga lebih mengandalkan penjualan dengan sistem paket. Ia banyak mendapat pesanan dari prajurit TNI yang pernah dikenalnya sewaktu mengikuti pendidikan di Cimahi.
Mereka biasanya memesan seragam dengan sistem paket. Setiap orang biasanya memesan antara Rp 4 juta - Rp 10 juta sekali pesan. "Saya belum memiliki jaringan di lembaga pendidikan dan asrama militer," ujarnya.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News