Reporter: Rivi Yulianti | Editor: Tri Adi
Harga yang miring dan pedagang yang tidak pelit memberi diskon menjadi alasan sentra yang kumuh dan semrawut ini tetap menjadi tujuan belanja bagi banyak orang. Selain itu, kelengkapan barang-barang yang dijual membuat sentra ini juga menjadi tempat belanja para pengusaha makanan dan penginapan.
Di Jakarta, rasanya, tak terhitung jumlah sentra peralatan rumahtangga. Hampir setiap pasar tradisional boleh dibilang menjadi pusat penjualan barang ini.
Namun, sentra perkakas rumahtangga yang terletak di Jembatan Lima, Jakarta Barat, tetap menjadi yang terbesar dan paling melegenda. Tak heran, banyak orang dari luar kota sengaja datang ke tempat ini.
Posisi persis sentra ini ada di Jalan K.H. Moh. Mansyur atau yang lebih dikenal dengan Jalan Jembatan Lima. Di jalan sepanjang 300 meter ini berjejer ratusan kios pedagang peralatan rumahtangga.
Dagangan mereka yang meluber hingga ke trotoar menjadi penanda lokasi sentra ini. Makanya, seringkali, sentra ini mengakibatkan kemacetan parah. Belum lagi, aktivitas bongkar muat barang dari troli, gerobak, maupun truk turut menambah kemacetan.
Meskipun harus bergumul dengan debu, panas, dan macet, pengunjung rela berdesakan untuk berbelanja di sentra ini. Maklum, harga barang yang ditawarkan jauh lebih miring. "Harga barang melamin aneka merek yang ditawarkan di sini lebih murah 40% dibanding tempat lain," ungkap Michelle, pemilik Kurnia Melamine. Demikian juga dengan perkakas dari bahan lain.
Para pedagang di sentra ini memang memilih untuk mengambil untung minim agar perputaran modal dan barangnya lebih cepat. Dus, omzet pun tetap besar.
Tak heran, dalam sehari, perputaran uang di sentra ini bisa mencapai miliaran rupiah. "Biar pun margin tipis, tapi angka penjualan tinggi," ujar Michelle.
Sentra yang telah ada sejak tahun 1980-an ini menjual aneka peralatan rumahtangga, mulai dari peralatan dapur seperti baskom, gelas pisau, talenan, timbangan kue, hingga peralatan makan, semacam sendok, asbak, tempat gula, tudung saji, tea pot, coffee pot, dan sumpit.
Selain itu, ada juga furnitur dari plastik seperti lemari, kursi, dan peralatan kebersihan seperti ember, sapu, tempat sampah, dan aneka wadah plastik. Tersedia juga aneka peralatan elektronik semisal termos, dispenser, rice cooker, magic jar, coffee maker, dan microwave.
Boleh dibilang, hampir semua keperluan keluarga bisa ditemukan di sentra Jembatan Lima. Bahkan, Anda bisa menjumpai peralatan dengan bahan tertentu, mulai dari keramik, bahan gelas (glassware), plastik, kayu, kain, logam, melamin, sampai kertas.
Uniknya, banyak toko masih menjual peralatan yang sudah tergolong langka. Misalnya anglo yang banyak dipakai untuk pedagang gulai, tongseng dan bakmi jogja serta lumpang aneka ukuran.
Karena itu, banyak pedagang makanan yang ingin memulai usahanya berbelanja ke tempat ini. "Setiap hari minimal 10 orang pembeli dari kalangan ini bertandang ke toko saya," ujar Michelle. Bahkan kerapkali hotel dan restoran mewah juga mencari peralatan di tempat ini.
Tak hanya pemakai langsung, sebagian pembeli juga merupakan pedagang perabot. "Terutama, yang menjual kembali barangnya di pasar-pasar tradisional," kata Michelle. Apalagi, ia menambahkan, pembelian dalam partai atau jumlah besar mendapat tambahan diskon sebesar 20%.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News