Reporter: Revi Yohana, Fahriyadi | Editor: Havid Vebri
Sentra perabotan rumah tangga di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur diramaikan sekitar 25 pedagang. Kendati saling bersaing mendapatkan pembeli, toh hubungan sesama pedagang tetap terjalin harmonis. Para pedagang hidup rukun dan saling dekat satu sama lain. Hubungan harmonis ini tercipta karena mereka semua bernaung di bawah Perkumpulan Pedagang Cirebon di Mesteer.
Kebetulan hampir semua pedagang perabotan rumah tangga di Pasar Jatinegara ini berasal dari Cirebon. Sejatinya, perkumpulan ini tidak hanya mengayomi para pedagang perabot saja. Tetapi, juga seluruh pedagang di Mesteer asal Cirebon yang jumlahnya lebih dari 200 orang.
Di dalam perkumpulan itu terdapat unit-unit usaha yang masing-masing memiliki ketua. Khusus untuk pedagang perabotan rumah tangga, ketua perkumpulan dijabat oleh Samadi.
Samadi mengaku ditunjuk ketua karena termasuk orang yang pertama berdagang perabot di Mesteer. "Karena saya yang dituakan, saya berusaha mengatur agar jangan ada persaingan tidak bagus di kawasan ini," ujar Samadi.
Di dalam perkumpulan, kata Samadi, para pedagang kerap melakukan pertemuan rutin. Makanya, komunikasi sesama pedagang terjalin dengan baik. Selain itu, pedagang juga kerap urunan biaya bila ada acara tertentu. Termasuk ketika ada anggota keluarga pedagang yang sakit.
Contoh lain, saat menjelang hari kemerdekaan 17 Agustus. Seluruh pedagang akan patungan untuk mengadakan acara perayaan kemerdekan di Cirebon. "Kebetulan kami semua satu kampung jadi bisa membuat acara seperti ini," ujar Samadi.
Samadi bercerita, bila ada kegiatan yang dilakukan di Cirebon, seluruh pedagang biasanya akan pulang kampung untuk mengikuti acara tersebut. Sementara penjualan akan dititipkan kepada karyawan.
"Makanya, perkumpulan ini yang dijaga hatinya, saling silaturahmi, sehingga satu sama lain tidak boleh sirik," ujar Samadi. Pedagang lainnya, Doni membenarkan hal tersebut. Menurutnya, selama berjualan di pasar itu hubungan sesama pedagang selalu rukun. Ia mencontohkan, ketika dirinya kehabisan stok barang saat ada pembeli.
Karena hubungan baik dengan sesama pedagang, ia bisa meminjam barang dari pedagang lainnya, sehingga tidak kehilangan pelanggan. Begitu pun sebaliknya. Kendati rukun, namun bukan berarti tidak ada persaingan sama sekali. Ia tak menampik, kadang-kadang ada pedagang yang menjual harga lebih murah. "Kalau jual murah, mungkin sedang butuh untuk bayar karyawan, rezeki masing-masing sudah ada yang mengatur," ujar Doni.
Ke depannya, Menurut Doni, persaingan sesama pedagang bakal semakin ketat. Setelah Lebaran biasanya akan datang lagi pedagang baru, baik dari Cirebon maupun dari tempat lain yang mencoba mengadu nasib dengan berjualan di kawasan ini.
Jika tak bertahan, mereka akan menjadi pedagang musiman. Namun jika bertahan biasanya menjadi anggota tetap perkumpulan pedagang kawasan itu. "Yang terpenting, persaingan tetap terjaga baik," timpal Zubaedah, pedagang lainnya.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













