kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Sentra rumput laut Bali: Produksi meningkat, lahan diincar investor (3)


Kamis, 09 Juni 2011 / 13:47 WIB
Sentra rumput laut Bali: Produksi meningkat, lahan diincar investor (3)
ILUSTRASI. Petugas memeriksa alat berat milik PT United Tractors Tbk (UNTR) di Jakarta, Senin (25/4/2016). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Feri Kristianto | Editor: Tri Adi

Produksi rumput laut di Kutuh, Bali terus meningkat seiring naiknya permintaan ekspor. Namun, fasilitas pengolahan rumput laut masih minim. Petani juga dibayangi kekhawatiran, investor akan mengakuisisi lahan di sekitar pantai yang memiliki panorama nan indah itu.

Ratusan gubuk berukuran 2 x 3 m² terlihat berjejer di sepanjang Pantai Kutuh. Gubuk-gubuk tersebut didirikan oleh petani rumput laut. Mereka sengaja membangun gubuk berjarak 20 meter dari bibir pantai.

Gubuk berdinding bambu ini merupakan tempat untuk menyimpan rumput hasil panen. Petani tidak membawa pulang hasil panen mereka. Semua proses pengolahan, mulai dari penjemuran, pengeringan, hingga pengikatan dilakukan di pantai.

Biasanya, mereka menjemur rumput laut di depan gubuk. Nah, saat mereka pulang, rumput laut pun disimpan di dalam gubuk.

Made Warsa, salah seorang petani mengaku, mereka tetap memperhatikan standar mutu rumput laut. Semisal, standar kandungan air hanya boleh 35%-37%. Sedangkan, kotoran seperti pasir tidak boleh lebih dari 5%. "Semua tahap itu kami lakukan secara manual, dipanen, terus dijemur di sini dan dibersihkan pakai tangan," ujarnya.

Hingga saat ini, Pantai Kutuh memang belum memiliki fasilitas pendukung produksi rumput laut. Misalnya, tempat penjemuran rumput laut sesuai persyaratan, tempat penyimpanan dan proses pengolahan hingga siap diekspor.

Yang menarik, meski sederhana, produksi rumput laut petani Pantai Kutuh terus meningkat. Tahun 2010, total produksi sebanyak 1.430 ton rumput laut basah dengan nilai Rp 15,9 miliar. Sedangkan, tahun 2009, produksinya hanya 1.260 ton rumput basah senilai Rp 14,8 miliar.

Februari 2011, Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad, sempat memberikan angin segar. Kutuh ditetapkan sebagai kawasan minapolitan rumput laut. Kabarnya dana Rp 1,5 miliar disiapkan untuk membangun fasilitas di sekitarnya guna mendukung ekspor.

Namun saat ini, yang terbangun baru sebuah bangunan berisikan lima ruangan yang belum bisa menampung hasil panen seluruh petani. Padahal, ketersediaan fasilitas akan sangat membantu petani untuk mengantisipasi kerugian petani, seperti rontok saat dijemur ataupun mempercepat proses pengeringan.

Selama mengandalkan cara sederhana, kendala selalu terjadi pada saat pengeringan. "Karena harus disimpan saat hujan, proses pengeringan lama. Alhasil, mengulur pendapatan," terang Yasa.

Petani pantas khawatir akan kepastian pembangunan fasilitas itu karena terusik ulah investor. Maklum lokasi Pantai Kutuh sangat indah. Dikelilingi bukit, pantainya yang landai ini sangat cocok menjadi resor wisata seperti di Kuta ataupun Nusa Dua.

Adapun perbukitan di atas Pantai Kutuh saat ini sudah berdiri vila. Hal tersebut mendorong investor membeli lahan yang berada di belakang gubuk-gubuk milik petani karena bisa menghadap ke Samudra Hindia.

Apalagi lokasi gubuk petani tepat membelakangi lahan kosong yang kabarnya sudah dibeli investor. Kalau investor mulai membangun, bukan tak mungkin, gubuk-gubuk tersebut bakal kena gusur.

Sekarang ini, pembangunan masih bisa dicegah, karena pihak desa adat dan kepala desa belum memberikan izin. Tapi jika pemerintah daerah tidak ikut campur tangan lewat peraturan daerah, bisa jadi rumput laut Kutuh tergeser seperti yang dialami petani di Sawangan, Nusa Dua.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×