Sumber: Kontan 17/1/2013 | Editor: Havid Vebri
Kabupaten Kuningan termasuk salah satu daerah di Jawa Barat yang kaya akan ragam makanan khas. Selain tape ketan, Kuningan juga terkenal dengan penganan bernama tahu lamping.
Sentra tahu lamping bisa Anda temukan di sepanjang Jalan Veteran Jagabaya, Kampung Cikentungan, Kuningan. Di sepanjang jalan ini saja, terdapat 11 produsen tahu lamping yang siap melayani pembeli. Sementara, di dalam kampung, ada lebih dari 50 produsen tahu lamping.
Akses menuju sentra tahu ini tidak sulit. Daerah ini masih berada dekat dari pusat pemerintahan daerah Kuningan. Patokannya, setelah Masjid Agung Kuningan, Anda tinggal menuju ke arah Ciamis. Jaraknya hanya sekitar 1 kilometer (km) dari Masjid Agung. Ruas Jalan Veteran sendiri merupakan jalan lintas provinsi.
Ketika KONTAN menyambangi sentra ini pada Sabtu (22/12) akhir tahun lalu, tampak produsen tahu tengah sibuk melayani pembeli. Sebagian besar konsumen sentra ini merupakan pengguna jalan lintas Tasikmalaya-Cirebon.
Sejumlah mobil pribadi, dan kendaraan umum berhenti hanya untuk membeli tahu ini. Para pelanggan terlihat berebut antrean agar bisa mendapatkan pelayanan cepat.
Wawan supendi, salah seorang produsen tahu dan pengurus koperasi penjualan kedelai di sentra ini, bilang sentra tahu lamping tak pernah sepi pembeli. Sentra tahu ini sendiri sudah ada sejak tahun 1950-an.
Kendati sudah lama, tahu lamping masih kalah tenar dengan tahu sumedang. Padahal, menurut Wawan, tahu lamping memiliki kelebihan dibandingkan tahu Sumedang. "Tahu lamping ada isinya, dan bisa membuat kenyang, berbeda dengan tahu sumedang yang bagian tengahnya kosong," ujarnya.
Sentra tahu lamping ini sudah mulai melayani pelanggan sejak pukul 05.00 WIB. Biasanya, pagi hari, sudah banyak konsumen mengantre. Sebagian besar dari mereka adalah masyarakat di sekitar Kuningan.
Sentra ini buka sampai malam hari. "Biasanya selalu habis, kalau sisa kami jual di pasar," kata Wawan. Wawan sendiri bisa memproduksi tahu lamping sebanyak 1 kuintal per hari. Selain jual bijian, tahu juga dijual per keranjang.
Setiap keranjang berisi 20 biji-25 biji tahu dan dijual dengan harga Rp 10.000. Bila dijual per biji, harganya Rp 500. Dari usaha ini, ia mengaku bisa meraup omzet Rp 3 juta - Rp 4 juta per hari.
Agusandi, produsen tahu lainnya, mengatakan bisnis tahu lamping masih lancar hingga saat ini. Pasalnya, banyak pelanggan yang suka dengan rasa tahu lamping.
Agus bisa memproduksi sebanyak 1,5 kuintal hingga 2 kuintal per hari, dengan omzet rata-rata Rp 4 juta. "Dagangan saya selalu habis terjual dan jarang sekali ada sisa," katanya.
Beda dengan Wawan dan Agus yang mangkal di pinggir jalan, produsen tahu yang rumahnya tidak berada di pinggir jalan menjadikan pasar sebagai tempat mereka berjualan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News