Reporter: Fahriyadi | Editor: Havid Vebri
Seperti halnya anggrek, tanaman bonsai adalah jenis tanaman hias yang tidak mengenal tren. Lantaran permintaan tanaman ini tinggi di pasaran, banyak pedagang tanaman hias di Jalan Pluit Raya, Penjaringan, Jakarta Utara mengandalkan tanaman bonsai sebagai tulang punggung penjualan.
Berkat tanaman bonsai juga, pamor pusat tanaman hias di kawasan ini tetap tersohor di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Terbukti, , sentra tanaman hias di Jalan Puit Raya tetap ramai diserbu pembeli. "Satu hal membuat sentra ini tetap ramai adalah bonsai," ujar Rudi Hardadi Widjaja, pemilik Toko Rose Garden di Pluit Raya.
Rudi mengaku, bonsai merupakan komoditas utama yang diperdagangkan di sentra ini. Bahkan, ia mengklaim, kawasannya berjualan merupakan sentra bonsai terbesar di Indonesia. "Meski ada tanaman hias lain dijual di sini, tapi umumnya pelanggan yang datang adalah para pecinta bonsai," ujarnya.
Rudi sendiri fokus menjual bonsai yang bibitnya, ia impor dari Taiwan. Pelanggan Rudi tak hanya pembeli domestik. Ia mengaku ada beberapa pelanggannya yang berasal dari luar negeri, seperti Australia, Singapura, Malaysia, India, dan Thailand.
Tidak hanya berburu bonsai, pelanggan dari luar negeri juga kerap meminta tenaga terampil dari sentra ini untuk membudidayakan bonsai di negaranya. Lantaran sehari-hari bergelut dengan bonsai, para pedagang di sentra ini memang sangat menguasai seluk beluk tanaman ini.
Rudi, misalnya, sudah membudidayakan bonsai sejak 26 tahun lalu. Makanya, ia sangat menguasai tanaman yang bisa berumur hingga 35 tahun ini.
Sementara pedagang lain, seperti Akim sudah bergelut dengan bonsai sejak 30-an tahun lalu. Ia konsisten menggeluti usaha ini karena bonsai adalah tanaman yang tak pernah berhenti diburu. Bahkan, kata dia, ada kecenderungan permintaan bonsai terus meningkat setiap tahunnya.
Sama halnya Rudi, ia juga kerap kedatangan pembeli dari luar negeri. Sementara pelanggan local kebanyakan para reseller yang membeli untuk dijual kembali.
Berbeda dengan Rudi yang menjual bonsai dewasa, Akim hanya menjual bibit bonsai ukuran mini. "Harganya sekitar Rp 50.000 per pieces," ujarnya.
Menurut Akim, tidak menutup kemungkinan, kelak bila bibit bonsai itu sudah dewasa bisa dihargai tinggi. Apalagi, bila mampu membentuknya dengan indah, bisa saja harganya mencapai Rp 300 juta. "Terlebih lagi kalau bonsai tersebut ikut kontes dan menang, harganya bisa jauh lebih tinggi," ujar pria yang kerap menjadi dewan juri ajang kontes bonsai tingkat nasional dan daerah ini.
Tidak saja menjanjikan keuntungan tinggi, risiko budidaya bonsai juga relatif kecil. Lain halnya dengan tanaman hias yang harganya rentan dimainkan para spekulan. "Kan banyak tanaman hias tertentu yang pernah tren lalu kemudian hancur," katanya.
Akim berharap, kelak suatu saat tanaman bonsai hasil budidaya anak negeri dapat diapresiasi lebih tinggi olehmasyarakat, baik lokal maupun asing.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News