Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi
Para pedagang tas yang bisa bersaing di sentra ini adalah mereka yang telah lama berjualan tas, memiliki modal besar dan memiliki toko sendiri. Sebaliknya, pedagang baru akan sulit bersaing karena masih menyewa kios sehingga tak bisa memberi potongan harga cukup besar.
Sejak pindah ke gedung baru Senen Jaya, pamor pusat penjualan tas Senen makin meroket. Banyak pelanggan yang semakin sering datang ke lokasi tersebut.
Namun, bagi sebagian pedagang, kepindahan mereka ke tempat baru tidak selalu mebawa keuntungan. Pasalnya, perpindahan itu juga diikuti kenaikan biaya sewa tempat.
Aswan, pemilik Toko Aladdin mengeluhkan soal kenaikan biaya sewa tempat di Senen Jaya ini. Pria asal Padang ini mengeluhkan biaya sewa yang mencapai Rp 65 juta per tahun itu cukup memberatkan. Belum lagi biaya listrik dan kebersihan yang harus disetorkan kepada pihak pengelola gedung yang mencapai Rp 1,5 juta per bulan.
Berbeda dengan kebanyakan pedagang yang mengalami peningkatan, sejak pindah ke gedung baru, penjualan Aswan justru merosot. "Penurunannya bisa mencapai 30%," tegasnya.
Aswan melihat, masih banyak para pembeli yang tak berani menawar dan hanya melihat barang. Pasalnya, sebagai pedagang, Aswan pun tak berani memberi potongan harga terlalu besar, seperti yang pernah dilakukan saat berdagang di pasar lama.
Para penjual yang mendapatkan keuntungan lebih adalah mereka yang telah memiliki langganan tetap dan memiliki permodalan yang kuat. "Kalau yang pas-pasan seperti saya, untungnya masih sedikit," tuturnya.
Di sentra tas Senen ini, Aswan menjual beragam tas wanita dengan harga mulai dari Rp 40.000 hingga Rp 300.000. Dalam seminggu, ia pun mampu meraup omzet hingga Rp 10 juta.
Selain sistem sewa, para pedagang juga cukup banyak yang telah memiliki Hak Guna Bangunan (HGB) untuk gerai mereka selama 20 tahun. Aris Kuncoro, pemilik Toko Bagus Fortuna, membayar tokonya secara kredit dengan angsuran Rp 11 juta per bulan selama tiga tahun. "Uang mukanya sebesar
Rp 50 juta," tegasnya.
Ia juga membenarkan kalau mayoritas yang mampu membeli toko di gedung Senen Jaya adalah pemain lama yang sudah berkecimpung dalam bisnis penjualan tas minimal lima tahun. "Kalau yang masih baru akan sulit bersaing," ujarnya.
Kondisi ini tak terlepas dari banyaknya pesaing yang ada di tempat ini. Apalagi untuk bisnis ini, kepercayaan sangat penting. Ketika konsumen sudah nyaman dengan satu toko biasanya akan sulit beralih. Dari situlah, banyak pedagang yang kemudian memanjakan konsumen sebagai salah satu strategi memenangkan persaingan.
Selain memberikan diskon dan harga yang menarik, para pedagang juga memperbolehkan konsumen yang membeli dalam partai besar mengembalikan produk yang rusak atau cacat. "Minimal pembelian satu kodi," ungkap Aris. Cara inilah yang bisa meningkatkan loyalitas konsumen.
Tak salah memang. Triana Agustin, pelanggan sentra tas ini bilang, sistem pengembalian barang yang rusak merupakan satu keuntungan tersendiri berbelanja di Pasar Senen. Maklum, ketika berbelanja dalam partai besar seringkali konsumen tidak bisa memeriksa satu per satu kondisi barang.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News