kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Setelah 30 tahun, Bakmi Naga tawarkan kongsi


Kamis, 06 Januari 2011 / 12:02 WIB
Setelah 30 tahun, Bakmi Naga tawarkan kongsi


Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Siapa yang tak suka mi? Rasa lezat dari kuah gurih pada semangkuk mi bisa membuat penikmatnya ketagihan. Makanan yang kaya karbohidrat tersebut telah menjadi panganan pengganti nasi.

Makanya, peluang usaha mi menggiurkan. Lihat saja, penjaja mi gerobak di pinggir jalan hingga restoran makin banyak saja. Saat jam makan siang dan malam, para penjual mi, mulai dari skala gerobak hingga restoran, selalu saja penuh dengan pembeli.

Sekalipun persaingan usaha begitu ketat, peluang usaha mi tetap terbuka. Maklum, peminatnya mulai anak-anak hingga orang dewasa.

Tawaran menjadi pengusaha mi datang dari PT Naga Jaya Sejahtera Indonesia yang mulai mewaralabakan usaha Bakmi Naga pada 2010 lalu.

Berdiri sejak 1980, Bakmi Naga dikenal sebagai mi yang memiliki cita rasa jempolan. Cita rasa tradisional turunan dari Ny. Liong yang mempertahankan rasa gurih mi, memang terasa mulai dari gigitan pertama hingga satu mangkuk mi kandas.

Susanty Widjaya, Direktur Naga Jaya sekaligus generasi ketiga dinasti Bakmi Naga, mengungkap, selain mempertahankan cita rasa mi resep neneknya, ia tetap memperhatikan kesehatan pembelinya.

Misalnya, konsumen yang menderita maag. Biasanya, penderita maag akan kembung dan kenyang berlebihan setelah menyantap mi. Sebab, kebanyakan mi memakai bahan pengawet berlebihan. "Bakmi Naga yang kami olah dengan kualitas baik dan higienis, aman untuk penderita maag," jamin Susanty. Makanya, dia mengklaim, Bakmi Naga aman dikonsumsi balita hingga orang tua lanjut usia.

Keberhasilan Bakmi Naga mempertahankan cita rasa membuat sayap bisnis usaha mie turun temurun ini kian lebar. Setelah membuka 20 cabang yang tersebar di Kota Jakarta dan Surabaya, setelah 30 tahun berdiri, Bakmi Naga akhirnya menawarkan waralaba usahanya.

Sebelumnya, banyak yang ingin membuka cabang Bakmi Naga. Tapi sejatinya, Susanty mengatakan, sejak enam tahun lalu ia sudah mempertimbangkan untuk menawarkan waralaba. Tapi, baru sekarang Bakmi Naga siap mewaralabakan usahanya. "Kami membuka waralaba setelah melihat potensi pasar dan niat kami untuk bisa menjangkau daerah-daerah selain di Pulau Jawa," katanya.

Bakmi Naga menyediakan tiga tipe investasi, yakni restoran, ekspres untuk lokasi di food court, dan gerobak.

Untuk membuka usaha tipe restoran, calon terwaralaba harus menyediakan investasi awal Rp 500 juta. Sedangkan, untuk tipe ekspres dan gerobak, masing-masing nilai investasinya sebesar Rp 250 juta dan Rp 55 juta.

Bakmi Naga mengutip biaya waralaba sebesar Rp 150 juta yang berlaku selama lima tahun untuk semua tipe investasi. Bakmi Naga juga mengutip biaya royalti sebesar Rp 6 juta dan biaya pemasaran Rp 2,4 juta per bulan.

Dengan perkiraan penjualan sebanyak 250 mangkok per hari, terwaralaba diperkirakan bakal balik modal dalam 14 bulan. Ini merupakan perkiraan investasi tipe restoran.

Konsultan Wirausaha dan Praktisi Bisnis A. Khoerussalim Ikhs menuturkan, prospek bisnis waralaba mi terbilang cerah, meskipun persaingan di pasar cukup ketat. Itu sebabnya, untuk memenangkan persaingan, waralaba mi harus memiliki keunggulan, baik rasa, kualitas, maupun pelayanan.

Soal kualitas, Khoerussalim bilang, memang menjadi faktor utama. Namun, "Perlu ada keunggulan lain yang harus dimiliki waralaba tersebut, misalnya, layanan, merek usaha, dan kenyamanan tempat," ujarnya. Mitra bakal memilih waralaba yang sudah punya nama dan pangsa pasar.

Bakmi Naga
Jl. Janur Kuning VI Blok WL 2 No. 1B
Kelapa Gading, Jakarta
Telp. 021-45789688
021-96500688

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×