Reporter: Handoyo, Mona Tobing | Editor: Tri Adi
Situs penyedia diskon tak cuma ada di luar negeri. Sejak tahun lalu, Indonesia pun memiliki beberapa perusahaan penyedia diskon secara online. Bisnis ini tumbuh karena kegemaran orang mendapatkan potongan harga. Dengan menjadi anggota situs diskon, konsumen bisa menghemat hingga 80%. Merchant pun diuntungkan dengan tambahan konsumen.
Diskon. Kata ini memang bisa membuat konsumen menoleh dalam hitungan detik. Apalagi angka diskonnya cukup besar. Kini, diskon tak hanya bisa ditemui di berbagai toko di pusat perbelanjaan. Ada situs yang khusus menyediakan diskon.
Salah satu situs diskon yang terkenal dari Amerika Serikat (AS) adalah Groupon yang cikal bakalnya mulai 2007 lalu. Saking besar jaringannya, bahkan Google pun beberapa waktu lalu sempat berminat meminang situs diskon ini. Namun, Groupon menolaknya. Nyatanya, keberadaan Groupon ini punya pengaruh sampai di Indonesia.
Di Indonesia, kini makin berkembang situs penyedia diskon. Cara kerja situs diskon ini disebut group buying. Istilah group buying sebenarnya berasal dari China. Intinya: sekelompok orang sepakat membeli secara bersama-sama dengan potongan harga. Jumlah pembeli rombongan ini harus memenuhi kuota tertentu. Di China, group buying disebut sebagai tuangou. Berbeda dengan pembelian secara online yang sering kita temui, bisnis diskon menawarkan diskon di berbagai produk atau jasa.
Salah satu jasa penyedia layanan diskon ini adalah PT Deal Keren melalui situs dealkeren.com. Ini adalah salah satu layanan group buying di Indonesia yang menawarkan diskon fantastis. Dealkeren.com menawarkan diskon antara 50% hingga 80% dari harga tiket nonton, makan, karaoke, potong rambut, hingga belanja.
Dealkeren.com yang memiliki slogan cool deals everyday hadir di Indonesia pada bulan Agustus 2010. Dealkeren merupakan perusahaan patungan dari perusahaan diskon asal Eropa dan Asia, DMS Group.
Menurut penuturan Adrian Suherman, Chief Executive Officer DealKeren, inspirasi usaha ini berasal dari situs Groupon di AS. "Bisnis ini juga sangat sukses di AS dan Groupon memiliki pendapatan hingga US$ 500.000," ujarnya.
Situs diskon ini menguntungkan semua pihak yang terkait seperti merchant dan konsumen. Bagi merchant yang menawarkan produk, jasa ini akan lebih menghemat biaya promosi. Pasalnya, merchant cukup membayar sejumlah komisi yang akan diberikan kepada penyedia jasa sesuai dengan jumlah voucher yang terjual. Jika produk tersebut tidak laku, merchant terbebas dari pembayaran komisi tersebut. Adapun para konsumen diuntungkan dari sisi potongan harga. Tentu saja dengan kesempatan penawaran dari merek-merek top.
Penyedia layanan diskon lainnya ini adalah Disdus.com. Perusahaan yang berdiri tahun 2010 ini menawarkan produk dengan potongan harga hingga lebih dari 50%. Berdirinya Disdus juga lantaran kepopuleran dari penyedia jasa diskon Groupon.
Bedanya, jika DealKeren merupakan perusahaan patungan dengan asing, maka disdus.com dimiliki orang Indonesia, yakni Jason Lamuda dan Ferry Tenka. "Saya melihat di Amerika Groupon ini sangat populer, jadi saya tertarik mengembangkan bisnis ini di Indonesia," papar Jason, salah satu pendiri PT Lamuda Tenka. Disdus.com pun memiliki keragaman penawaran produk mulai dari diskon restoran, tiket nonton, kecantikan, hotel, sampai gadget.
Merchant hanya perlu membayar komisi ke situs diskon ini. Langkah menawarkan ke situs diskon ini sama halnya dengan promosi. Namun, promosi ini lebih tepat sasaran. Jika merchant harus mempromosikan produknya melalui media massa atau media luar ruangan seperti baliho, pamflet dan lain-lain, si merchant harus membayar sejumlah biaya pemasaran yang cukup besar dan belum pasti jumlah peminatnya. Di penyedia jasa diskon, setiap komisi yang harus dibayarkan oleh merchant hasilnya sangat transparan dan bisa dilihat dari jumlah barang yang telah terjual.
Baik Dealkeren.com maupun Disdus.com mematok komisi yang bervariasi. Dealkeren.com mematok komisi 30% sampai 50% dari total pendapatan yang diraih merchant. Disdus.com mengenakan komisi antara 15% sampai 20%. Dalam waktu satu bulan dealkeren.com bisa mengatongi omzet antara US$ 50.000 sampai US$ 100.000. Disdus.com mengaku bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 1 miliar ketika banyak voucher terjual.
Lebih dari 100 merchant bergabung dengan situs penyedia diskon ini. Jumlah anggota Dealkeren kini mencapai 200.000 orang. "Dalam satu bulan bisa terjual antara 20.000 sampai 25.000 voucher," papar Adrian. Ia mencontohkan dalam sepekan penjualan voucher produk es krim New Zealand bisa mencapai 13.000 voucher.
Adapun Disdus, papar Jason, bisa menjual antara 500 hingga 1.000 voucher per hari. Di Dealkeren, masa promosi yang berlaku untuk produk yang ditawarkan adalah antara tiga sampai tujuh hari. Selepas itu konsumen tidak lagi bisa mendapatkan produk tersebut. Adapun Disdus menyediakan masa berlaku untuk penukaran voucher sekitar empat hari. Namun, penggunaannya bisa sampai sebulan. Jasa diskon online ini tak banyak memerlukan karyawan. Didus.com mempekerjakan kurang lebih 25 orang. Adapun jumlah karyawan dealkeren.com sebanyak 40 orang.
Ada beberapa tahapan untuk melakukan pembelian produk di Dealkeren. Konsumen harus mendaftar sebagai anggota, memilih produk yang tersedia di halaman situs diskon, menentukan jumlah voucher yang dibeli, lalu membayar lewat transfer bank. Setelah itu, konsumen akan mendapatkan voucher lewat e-mail. Konsumen harus mencetak voucher ini untuk kemudian memakainya sebagai alat transaksi di merchant. Untuk saat ini penikmat penyedia jasa diskon baik Dealkeren maupun Disdus masih terbatas di Jakarta dan Bandung.
Meski pemain yang melayani diskon kian banyak, Adrian optimistis dengan Dealkeren akan bertahan lama. "Kami hadir tidak hanya untuk melayani para anggota tapi juga sebagai alternatif bagi merchant beriklan cuma-cuma," papar Adrian. Adrian berniat mengembangkan pusat layanan konsumen agar loyalitas anggota Dealkeren.com kian kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News