Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform sektor pertanian yang dibangun usaha rintisan atau start up yang menghubungkan petani dengan pihak-pihak lain guna memasarkan hasil pertanian terus berkembang.
Salah satunya Tanihub. Saat ini, Tanihub memiliki pusat distribusi di empat kota yaitu Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya serta sejumlah titik distribusi di berbagai area. Di lokasi tersebut, pengelompokan buah dan sayur dilakukan, termasuk mengukur tingkat kemanisan, pengawasan kualitas agar kualitas produk yang sampai ke tangan pelanggan tetap terjaga kesegarannya.
Baca Juga: Start up pertanian semakin subur dalam menjaring mitra dan pelanggan
Tanihub kini membina kurang lebih 35.000 petani. Mimpi Tanihub mampu rengkuh 1 juta petani binaan yang tentunya dapat membuat petani sejahtera dan memutus rantai pasok yang panjang.
Baca Juga: Eragano, tempat bertemu petani dan pembeli
Sayangnya Ivan belum merinci target 1 juta petani binaan tercapai. "Kami harapkan nasib petani kita akan lebih baik. Komoditas yang ada kita sayur, ikan, buah, telur, poultry, sebagian besar masih buah tapi kita coba biar merata," jelas Chief Executive Officer (CEO) Tanihub Group Ivan Arie Sustiawan.
Baca Juga: KUR dan UMKM pendorong ekonomi
Menurut Ivan, kolaborasi ini membantu UMKM terutama mereka yang menjual produk pertanian agar bisa naik kelas. Makanya, belum lama ini Tanihub menjalin kerjasama dengan e-commerce buah-buahan GoFruit untuk membuka pasar bagi petani buah-buahan.
Sementara Kecipir, usaha rintisan yang fokus pada penjualan sayuran organik kini menggandeng perusahaan asal Belanda Enviu untuk mengembangkan zero waste dalam bisnisnya.
Tantyo Bangun, CEO Kecipir menyatakan, kerjasama tersebut sudah dimulai sejak Agustus lalu. "Saat ini Alhamdulillah sayur di Kecipir sudah nir-plastik," kata Tantyo.
Meski tergolong masih mungil jumlah mitra yang dimiliki Kecipir, Kini ada lebih dari 100 produsen yang bergabung dengan Kecipir yang tersebar di Bogor, Sukabumi dan Cianjur.
Lain halnya dengan Tanipanen yang merupakan usaha rintisan penampung hasil pertanian yang dianggap kurang sempurna oleh petani atau distributor, serta menampung hasil panen berlebih dari petani dan dipasarkan ke konsumen atau distributor.
Di tangan Tanipanen hasil pertanian kurang sempurna tersebut diubah menjadi memiliki nilai ekonomi tinggi.
Kini Tanipanen semakin mantap mematangkan diri memaksimalkan hasil pertanian dari para petani. Whisnu Febry Afrianto, Pendiri Tanipanen bilang pihaknya telah bekerja sama dengan start up di bidang pertanian lain seperti Crowde, Ranum Farm, Ayomart, dan Rosy's Veggie.
Saat ini, Tanipanen bekerjasama dengan 20 petani dari Wonosobo, Sukabumi, Bogor, dan Kediri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News