Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi
Setelah sukses menjalani bisnis properti, Cokro merambah bisnis bahan bangunan. Ia menyulap tempat pembuatan batu bata miliknya menjadi toko bahan bangunan. Ia juga menjadi distributor keramik dan granit di Palembang.
Sukses berbisnis properti tidak membuat Cokro Anton Wibowo berpuas diri. Sebagai seorang pengusaha, naluri bisnis tetap saja memanggilnya.
Tepat di saat Cokro mulai merambah dunia properti, saat itu pula pria yang belum genap 28 tahun ini melakukan terobosan dengan menyulap pabrik batu batanya di Palembang menjadi depot bahan bangunan dengan nama Anton Jaya.
Merambah bisnis bahan bangunan memang tidak susah bagi Cokro. Sebagai pengusaha properti, ia sudah memiliki jaringan pemasok bahan bangunan.
Bisnis bahan bangunan justru saling melengkapi dengan bisnis propertinya. "Saya pikir membuat sinergi bisnis yang saling menopang satu sama lain merupakan sesuatu yang menarik," tandasnya.
Keputusannya merambah bisnis bahan bangunan tidak keliru. Dengan memiliki toko sendiri, ia tidak bergantung ke orang lain untuk memasok bahan bangunan bagi proyek propertinya. Ia juga menjadi pemasok material ke pengembang lain.
Tak butuh waktu lama, toko material itu semakin menambah pundi-pundi penghasilan Cokro. Omzet yang masuk ke kantongnya mencapai ratusan juta per bulan. Melihat besarnya prospek bisnis ini, sejak 2010 lalu, ia memutuskan menjadi distributor granit dan keramik dari Jakarta.
Awalnya, granit dan keramik itu dipakai sendiri untuk pembangunan propertinya. "Saya melihat ada peluang pasar granit. Jadi, saya pasarkan juga," ujarnya.
Permintaan keramik dan granit di Palembang memang tergolong tinggi. Selain memasok ke proyek-proyek perumahan, banyak warga yang membeli keramik dan granit dalam skala kecil. Maklumlah, banyak rumah warga yang sebelumnya hanya berlantai semen, kini dipasangi keramik dan granit.
Dalam sebulan, ia mendistribusikan sekitar 10.000 meter keramik dan 2.000 meter granit. Wilayah pemasarannya bahkan merambah hingga keluar Palembang, seperti Muara Enim, Lahat, dan Pagaralam.
Produk keramik dan granit dari Jakarta itu dibanderolnya mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 100.000 per meter. Bisnis distributor ini, Cokro menambah omzetnya hingga setengah miliar rupiah per bulan.
Meski sukses, Cokro masih berniat untuk terus mengembangkan usahanya. Di bisnis properti, ia berniat melebarkan usahanya hingga keluar Palembang. "Sekarang masih dalam tahap perencanaan, mudah-mudahan bisa segera terealisasi," ujarnya.
Sebagai pebisnis, Cokro tidak hanya memikirkan keuntungan. Ia ingin, bisnis yang dikelolanya juga memberikan dampak sosial bagi lingkungannya. Itu sebabnya, dari 100 karyawan perusahaannya, sekitar 70% adalah warga sekitar.
Di masa mendatang, ia berharap usahanya akan semakin berkembang. Dengan begitu, ia bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak untuk masyarakat.
Menurutnya, bisnisnya tidak akan sebesar sekarang tanpa adanya dukungan dari para karyawan. "Ini buah kerja bersama, bukan saya sendiri," ucapnya merendah.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News