Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini
Andi Arham Bunyamin merintis usaha percetakan sekitar tahun 2008 di Makassar, Sulawesi Selatan. Saat itu, belum banyak kios percetakan di Makassar. Namun, beda kondisinya dengan sekarang. Saat ini, menurut Andi, persaingan bisnis percetakan di kota Makasar sudah sangat ketat.
“Saking menjamurnya bisnis percetakan, setiap jarak satu kilometer pasti ada kios percetakan di Makassar atau di kota-kota lain,” ujarnya.
Menghadapi ketatnya persaingan, Andi dengan merek Kretakupanya berusaha tampil beda dari pemain lain. Salah satunya fokus melayani jasa pembuatan pin dan gantungan kunci. Menurut Andi, kedua produk ini masih dipandang sebelah mata para pemilik usaha percetakan. Padahal, pasarnya cukup besar.
Namun, tantangannya sekarang jauh lebih berat ketimbang masa-masa ketika ia masih sekolah. Ketika masih duduk di bangku SMA dan kuliah, Andi beruntung karena teman-temannya membantu mempromosikan usahanya. Jadi, dia tidak perlu mengeluarkan biaya promosi. Meskipun di sisi lain, Andi mengaku keteteran antara mengurusi bisnis dengan menjalani kuliah.
Nah, sejak awal tahun ini, ia lulus kuliah Hubungan Internasional Unversitas Hassanudin. Tanpa mengandalkan teman, kini ia mulai berpromosi sendirian.
Supaya tidak keluar biaya terlalu banyak, Andi memilih memasarkan produknya lewat internet, terutama media sosial. Dia sendiri yang membuatkan akun Facebook dan Twitter Kretakupa. “Dari situ, semakin banyak yang tahu Kretakupa di berbagai daerah,” kata dia.
Selain lewat internet, ia juga rajin menjalin kerja sama dengan kios percetakan lain di Makassar. Ia menawarkan diri untuk menangani orderan pin dari kios-kios itu. “Strategi saya, harga mereka yang tentukan, jadi mereka tetap ambil untung dan saya terus bisa produksi pin,” tuturnya.
Andi merasa cocok dengan strategi itu. Makanya, ia sering mengunjungi kios percetakan di Makassar. Dari hasil obrolan dengan pemilik kios, Andi jadi bisa melihat celah kerja sama. Tidak hanya pin, ia juga bersedia membantu menangani orderan gantungan kunci dan plakat.
Pasalnya, percetakan juga model bisnis yang menunggu bola. Andi memutuskan untuk menjemput bola supaya aktivitas produksinya tetap berjalan. “Sekarang, ada puluhan pemilik percetakan yang mempercayakan pembuatan pindi Kretakupa,” jelasnya.
Menurut Andi, bisnis percetakan ada pasang surutnya. Ketika memasuki musim kampanye politik, bisnis percetakan akan kebanjiran order. Tahun lalu, sebelum Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi mendapat order membuat pin dan merchandise dari dua Calon Gubernur.
Omzetnya bisa naik hampir dua kali dari hari biasa. Akan tetapi, Kretakupa juga pernah sepi orderan. “Kalau orderan Kretakupa lagi sepi, saya jadi lebih sering mengunjungi kios percetakan lain, siapa tahu mereka butuh bantuan,” ungkapnya.
Selain pemasaran, ia mengaku usahanya tidak menemukan kendala berarti. Mulai dari sumber daya manusia, mesin, dan peralatan produksi semua sudah memadai. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News