Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi
Sebagai sebuah menu makanan favorit masyarakat Indonesia, bisnis ayam goreng cepat saji lokal terus memberikan peluang keuntungan yang tiada habisnya. Keunggulan prodigy-produknya adalah harganya yang relatif terjangkau dibandingkan merek terkenal dari luar negeri. Kemitraan ayam goreng berinvestasi mini pun kian diminati. Bagi masyarakat Indonesia, menu makanan ayam goreng cepat saji sudah lama dikenal dan masih menjadi primadona hingga kini. Ini terbukti dengan terus menjamurnya produk-produk baru dengan menu utama ayam goreng. Mulai dari produk asing sampai produk yang dibuat oleh pengusaha lokal. Tidak hanya produk, para pengusaha lokal ini juga menawarkan konsep waralaba dan kemitraan untuk memperluas pasar dengan lebih cepat. Kemitraan produk ayam lokal mulai mendapatkan kesempatan karena rata-rata mereka menawarkan harga paket dan biaya investasi yang terjangkau. Crunchy's Fried Chicken hadir sejak Oktober 2010 dan mulai menawarkan kemitraan mulai sebulan kemudian. Kemitraan ayam goreng ini menawarkan paket murah. Harga makanan per paket yang disediakan juga sangat terjangkau. Mulai dari harga Rp 8.000, konsumen bisa menikmati berbagai menu ayam termasuk nasi dan minuman. Crunchy's Fried Chicken menawarkan investasi awal Rp 12 juta untuk jangka waktu tiga tahun, mitra sudah bisa mulai menjalankan usahanya. Dengan biaya itu, Crunchy's memberikan peralatan lengkap mulai dari satu gerai, nampan stainless, kompor gas beserta selang dan regulatornya, tabung gas hingga deep fryer atau mesin penggoreng dengan kapasitas 17 liter.
Selain perlengkapan, Crunchy's juga menyediakan bahan baku berupa lima ekor ayam, dua kilogram (kg) tepung dan 10 kg minyak. Selain itu, masih ada peralatan seragam berupa kaos dan topi yang untuk satu pegawai. Crunchy's juga menyediakan pelatihan untuk satu orang pegawai yang disediakan mitra.
Menurut Alfario Bayu, Manajer Pengembangan Bisnis Crunchy's, kemitraan ini sudah diterima masyarakat. Dalam waktu singkat, kemitraan ayam goreng ini sudah memiliki 20 mitra yang tersebar di Jabodetabek, Manado, Balikpapan, Samarinda, dan Ternate. Seat ini juga ada lima mitra yang sedang menunggu waktu operasional.
Bayu memperkirakan mitra yang baru memulai usaha bisa menghabiskan tiga sampai lima ayam per hari. Dengan hitungan itu, keuntungan bersih per bulan mencapai Rp 1,3 juta sehingga mitra bakal balik modal sekitar 10 bulan.
Kelebihan yang ditawarkan selain paket investasi murah adalah rasa dari ayamnya yang khas dan gurih. Crunchy's juga menyediakan menu Bento atau makanan ala Jepang. Namun, karena masih baru, menu ini hanya tersedia untuk paket pemesanan banyak saja.
Pelaku kemitraan ayam lain, Mundi Anugrah Nindya Putri mendirikan Kriux Chicken pada pertengahan April 2011. Meski baru seumur jagung, sudah ada tiga mitra yang dipastikan bergabung. Satu di Cimanggis sudah berjalan, sedangkan dua lagi di Kalisari dan Ciracas (Jakarta Timur) sedang dalam proses.
Mundi mendirikan Kriux karena kecewa ketika dulu pernah menjadi mitra suatu waralaba ayam goreng. Ia merasa hanya diperlakukan sebagai mitra saja tanpa adanya pengawasan dan pengontrolan. "Usaha saya yang lama bangkrut," ujarnya. Setelah mengalami kegagalan, Mundi semakin terpacu untuk berhasil. Ia yakin bisnis makanan ayam goreng masih terlalu gurih untuk ditinggalkan. Akhirnya, setelah mempelajari produk-produk yang ditawarkan, ia mengambil kesimpulan bahwa kebanyakan pewaralaba menggunakan monosodium glutamate (MSG) sebagai salah satu bumbu. Padahal, jika dikonsumsi terlalu sering bisa membahayakan.
Maka, mulai tahun 2011, ia meramu resep sendiri. "Bumbu yang saya gunakan lebih banyak dan beragam untuk menggantikan MSG", ujar wanita yang hobi memasak ini.
Tentu saja mitra harus membeli dua hingga tiga kali lebih banyak bumbu dibandingkan produk ayam goreng pada umumnya. Namun menurutnya, hal itu tidak mempengaruhi pasar. Buktinya, ia kebanjiran pemesan dan calon mitra.
Untuk membuka satu gerai, calon mitra hanya perlu membayar Rp 9 juta dan berlaku seumur hidup. Dana ini sudah mencakup segala kebutuhan peralatan, mulai dari etalase dari bahan aluminium, penggorengan ukuran 60 cm, kompor dan regulator, saringan minyak, dan baskom.
Kriux menyediakan bahan baku mulai dari minyak goreng enam liter, ayam bumbu tiga ekor dan tepung crispy tiga kotak. Kriux juga menyediakan pelatihan untuk satu orang karyawan beserta kostumnya.
Dengan asumsi mitra yang baru buka bisa menjual tiga hingga lima ayam per hari, Kriux Chicken memperkirakan mitra akan memperoleh laba bersih Rp 2,2 juta per bulan. Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan untuk balik modal sekitar lima hingga enam bulan.
Mundi juga menawarkan paket promosi berupa potongan investasi awal sebesar 50% bagi mitra yang ingin bekerjasama. Tawaran ini hanya berlaku hingga Agustus 2011. "Jadi mitra hanya perlu menyediakan dana sebesar Rp 4,5 juta dengan fasilitas normal," ujarnya.
Kriux menawarkan menu ayam yang lebih murah dibandingkan Crunchy's yakni berkisar Rp 5.000 hingga Rp 6.500. Mundi juga memberikan diskon harga khusus bagi konsumen yang membeli dalam jumlah besar.
Crunchy's dan Kriux Chicken tidak mengenakan biaya waralaba dan biaya royalti kepada mitranya karena keduanya menyasar segmen ekonomi menengah ke bawah.
Erwin Halim, Konsultan Waralaba dari Proverb Consulting mengatakan, bisnis waralaba ayam goreng akan selalu memiliki pangsa pasar besar. Apalagi bila terwaralaba menawarkan paket murah. Prospeknya akan selalu cerah mengingat banyak konsumen yang menyukai ayam goreng dan jumlah penduduk ekonomi menengah ke bawah di Indonesia juga sangat banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News