Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerai makan cepat saji sudah berlimpah. Hanya, rasanya relatif seragam. Bagi Yulyanto, ini jadi peluang untuk membuat ayam cepat saji khas Nusantara.
Dia pun mendirikan Ayam Asogu. Ada delapan menu yang tersaji yaitu: ayam bakar, goreng, bumbu hitam, rendang, kalio, betutu, taliwang dan woku.
"Ayam Asogu ingin mengakomodir permintaan masyarakat middle-low yang butuh masakan cita rasa Nusantara dengan harga terjangkau," ungkap Yulyanto kepada KONTAN, pekan lalu.
Asogu merupakan kependekan dari Ayam Sori Gutbai, pelesetan dari I Am Sorry Goodbye. Jenama ini dipilih karena Yulyanto dan para koleganya ingin menghadirkan merek yang menarik dengan kesan humoris, sebagai strategi agar menarik perhatian.
Ayam Asogu didirikan setahun yang lalu oleh Yulyanto bersama tiga co-founder lain, yaitu: Kurniawan Mahdi Harta, Anton Kurniawan dan Early Mahardika.
Yulyanto mengklaim, Ayam Asogu merupakan ayam cepat saji pertama di Indonesia yang mengusung konsep varian rasa nusantara dengan model bisnis business-to-consumer.
Baca Juga: Hobi Antarkan Aya Membangun Bisnis Nyemil Saji
Usaha yang berdiri pada Oktober 2024 tersebut merupakan produk turunan dari brand Emazing. Ini adalah label usaha kuliner unik yang memadukan rasa khas Nusantara dan gaya branding modern untuk menarik pasar generasi muda, khususnya Gen Z.
Yulyanto bersama kolega melihat adanya peluang untuk produk-produk ayam cepat saji rasa khas nusantara dengan harga terjangkau.
Dus, lewat program kemitraan tersebut, Ayam Asogu langsung memacu ekspansi gerai. Sepanjang tahun ini, Yulyanto menargetkan Ayam Asogu membuka 18 outlet di wilayah Jabodetabek. Saat ini Ayam Asogu telah memiliki dua outlet yang berlokasi di Bekasi dan Pantai Indah Kapuk.
Dalam waktu dekat, Ayam Asogu akan membuka dua gerai di Bekasi dan Jakarta Selatan.
"(Target) 18 outlet itu untuk kemitraan baru, termasuk yang eksisting saat ini," ungkap Yulyanto.
Dia menerangkan, model bisnis Ayam Asogu dijalankan dengan dukungan sistem digital yang terintegrasi. Mulai dari mobile apps, point of sales (POS), dan enterprise resources planning (ERP) system untuk transparansi bisnis bagi mitra.
Jika semua upaya dilakukan mitra, dia menargetkan omzet Ayam Asogu dari para mitra bisa Rp 30 juta per bulan atau Rp 360 juta per tahun.
Namun, target omzet itu mempertimbangkan sejumlah indikator seperti lokasi dan keramaian. Dalam kondisi yang ideal, Yulyanto mengestimasikan para mitra berpeluang balik modal kurang dari satu tahun. Sedangkan modal yang dibutuhkan adalah Rp 72 juta per outlet.
Melihat skema tersebut, Yulyanto optimistis terhadap bisnis Ayam Asogu yang berbahan baku ayam sudah bisa tahan lama.
"Tidak ada istilah bosan makan ayam," tandas dia.
Selanjutnya: Rupiah Cenderung Melemah Dalam Sepekan, Begini Proyeksinya Pekan Depan
Menarik Dibaca: 7 Kisah Wanita Tangguh Tak Terkalahkan dalam Drakor Action
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













