kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Teddy sukses di bisnis pisau berkat kerja keras (3)


Senin, 06 Juni 2011 / 15:46 WIB
Teddy sukses di bisnis pisau berkat kerja keras (3)
ILUSTRASI. PT Food Station Borong 4 Penghargaan TOP BUMD 2020


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Bukannya tanpa halangan, kisah Teddy Kardin yang sukses sebagai pengusaha pisau ini juga penuh liku. Berawal dari hobinya bertualang, Teddy sering memakai pisau sebagai senjata. Ia pun akhirnya memutuskan menggeluti bisnis ini. Tak disangka, kini, produknya menjadi incaran para kolektor senjata dan para pejabat di negeri ini.

Teddy Kardin mulai serius mengembangkan usaha pisau pada tahun 1993. Alasannya sederhana, usaha ini tak jauh dari kegemarannya berpetualang di hutan. Menurutnya, saat berada di hutan, senjata yang paling praktis dan fungsional adalah pisau.

Akibat sering dipakai, pisau kesayangan Teddy pun mengecil. "Karena setelah dipakai, pisau ini selalu diasah, sehingga ukurannya menjadi lebih kecil," tutur Teddy. Selain itu, senjata itu mulai riskan terhadap kerusakan. Teddy pun memperbaiki sendiri jika ada pisaunya yang rusak.

Namun, ada beberapa pisau yang tak bisa diperbaiki lagi. Karena harga pisau memberatkan kantongnya, ia pun memiliki ide untuk membuat sendiri pisau-pisaunya. Sayang, pada uji coba pembuatan pisau, Teddy selalu gagal.

Akhirnya, atas rekomendasi sahabatnya, ia memesan pisau ke perajin di Jambi. "Hasilnya tidak mengecewakan," imbuh Teddy.

Setelah pesanan pisaunya selesai dibuat, Teddy membawanya ke sebuah bengkel seni di Bandung. Ia ingin memesan gagang pisau di bengkel seni tersebut.

Tak lama berselang, tiba-tiba timbul dalam benak Teddy untuk membuat pisau sendiri. Karena tidak ada latar belakang dalam hal pembuatan pisau, Teddy pun aktif bertanya dari beberapa pihak yang ahli di bidang ini. Ia juga mempelajari teknik pembuatan pisau dengan membaca berbagai literatur, hingga akhirnya Teddy memberanikan diri untuk membuka bengkel pisau yang terletak di Bandung, dengan nama Kardin Knives Workshop-Pisau Indonesia.

Bermodalkan garasi mobil di belakang rumahnya, Teddy membangun bengkel kerjanya. Karena masih awam dalam pembuatan kerajinan pisau, ia pun menerima segala masukan dari orang-orang tentang bagaimana cara pembuatan pisau yang baik.

Butuh waktu lama untuk menghasilkan beragam pisau seperti produk Teddy saat ini. "Saya menghabiskan waktu dua sampai tiga tahun menekuni seluk-beluk pembuatan pisau ini," katanya.

Kecelakaan mobil yang menimpa dirinya di tahun 1993, makin mendorong dirinya untuk lebih serius mengembangkan bisnis pisau. "Pada saat itu, saya mengalami kecelakaan parah," tutur Teddy.
Maklum, karena kecelakaan itu, Teddy lama vakum di dunia konsultan perminyakan yang digelutinya saat itu.

Namun, bukan tanpa kendala pula, Teddy mengembangkan bisnis pisau. "Awalnya, saya mendapat ejekan dari teman-teman. Kata mereka, ngapain saya bikin pisau segala," kenangnya.

Berkat kerja keras dan eksperimen yang tiada henti, Teddy pun mampu memproduksi pisau-pisau berkualitas. Hasil kucuran keringat Teddy ini tak sia-sia, lantaran banyak orang menggemari pisau bikinan bengkel Kardin Knives Workshop.

Selang beberapa tahun kemudian, pisau-pisau Teddy dikenal luas oleh para pencinta pisau. Bahkan, pisaunya mendapat pengakuan terutama dari segi kualitas dan keindahannya.

Tak salah jika banyak para pejabat di negeri ini banyak yang melirik pisau buatan Teddy untuk di koleksi. Sebut saja IGK Manila, Bambang Trihatmodjo, Fahmi Idris menjadi pelanggan setia pisau buatan Teddy.

Jika semula Teddy hanya menggunakan per mobil sebagai bahan baku pembuatan pisau, kini ia memakai bahan berkualitas tinggi, seperti baja D2, O1, 440C dan ATS-34 standar AISI (American Iron & Steel Institute) atau baja Damascus.

Meski per mobil bisa diandalkan kelenturan dan ketahanannya dari karat, menurut Teddy bahan itu kurang kuat. Bengkel Teddy pun sekarang lebih cantik dan lengkap dengan ruang pajangan. Padahal, saat awal membuka bengkel pisau ini, kondisi bengkel sangat sederhana, "Walau sudah banyak yang kenal tapi keadaannya masih kumuh," ungkap Teddy.

Menurut Teddy, kesuksesannya membangun bisnis pisau ini tak lain karena semangatnya yang terus membara. "Kita harus punya tekat," tuturnya. Teddy juga menambahkan, jika apapun yang dilakukan, harus selalu kuat menghadapi berbagai macam cobaan dan tak lupa bersyukur dengan kelebihan yang telah dimiliki.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×