Reporter: Tri Sulistiowati, Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Havid Vebri
Ternak ayam kalkun tergolong mudah, namun butuh ketelitian dan ketelatenan. Ternak ayam ini bisa dimulai dengan membeli bibit kalkun berusia satu bulan. Ihsan Muhyidin, peternak ayam kalkun asal Dusun Treko, Magelang, bilang, bibit ayam kalkun kini banyak dijual di pasaran.
"Saya sendiri awalnya membeli bibit dari para peternak di sekitar rumah," ujarnya. Menurutnya, di wilayah Magelang cukup banyak warga yang berprofesi sebagai peternak ayam kalkun. Untuk pemeliharaan ayam kalkun berumur satu bulan hingga dua bulan sebaiknya ditempatkan di kandang gantung.
Tujuannya untuk menghindarkan mereka dari penyakit. Asal tahu saja, kalkun sensitif bila terkena tanah. Apalagi yang masih berusia muda. Menurut Ihsan, ayam kalkun baiknya baru dipelihara di kandang tanah ketika sudah berusia dua bulan atau lebih.
"Saya juga baru berani bila usianya sudah dua bulan lebih, soalnya di tanah banyak penyakit," ujarnya. Sebelum dipindah ke kandang tanah sebaiknya kandang dibersihkan dulu. Selain itu perlu dilakukan vaksinasi tetelo atau newcastle disease (ND). Vaksinasi ini penting supaya ayam tidak terkena virus tersebut.
Virus ND adalah virus yang paling sering menjangkiti unggas. Vaksinasi ini harus dilakukan rutin tiga bulan sampai empat bulan sekali. Untuk pakan, idealnya diberikan tiga kali sehari dengan komposisi nasi aking dicampur bekatul serta sayuran.
"Untuk porsi sayurannya harus lebih dari 50%, karena kalkun sebenarnya memang pemakan rumput," katanya. Saat kalkun masih berusia satu minggu baiknya diberikan pakan konsentrat yang dihaluskan. Tujuannya agar bayi kalkun tidak tersedak.
Masa bertelur kalkun relatif cepat karena ayam asal Amerika ini sudah bisa bertelur saat usianya delapan bulan. Saat pertama kali bertelur jumlahnya hanya delapan sampai 12 butir. Tapi saat bertelur selanjutnya bisa mencapai 25 butir.
Bahkan, menurut Ihsan, bila kalkun diberikan pakan dengan baik, telurnya bisa mencapai 50 butir sekali bertelur. Kalkun betina tetap bisa bertelur meski tidak dibuahi kalkun pejantan.
Guntur Ginanjar, peternak lainnya di Magelang, bilang, perawatan kalkun cukup mudah karena mirip dengan ayam biasa. Bahkan cukup dilepas di halaman pun boleh. Soalnya kalkun menyukai tumbuh-tumbuhan.
Tapi jika terserang penyakit, peternak harus waspada. Guntur bilang, ada beberapa penyakit yang biasa menyerang kalkun. Sebutlah snot (coryza), ngorok (chronic respiratory disease, CRD), berak kapur (pullorum) BWD, kolera, dan tetelo. Pengobatannya bisa diberikan campuran air perasan jahe, kunir, kencur, dan lempuyang.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News