kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tempat sampah unik dari kayu sonokeling sedang naik daun


Rabu, 02 Maret 2011 / 12:25 WIB
Tempat sampah unik dari kayu sonokeling sedang naik daun
ILUSTRASI. Aplikasi TikTok


Reporter: Rivi Yulianti, Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Kini, tempat sampah tak hanya hadir dengan fungsi utamanya sebagai tempat pembuangan sampah. Tapi juga tampil dengan wajah yang indah sehingga bisa mempercantik ruangan. Pasarnya, hotel, spa, dan restoran. Perajin tempat sampah nan unik ini bisa meraup omzet Rp 30 juta sebulan.

Tempat sampah selalu identik sebagai tempat yang bau dan kotor. Makanya, tempat sampah tak perlu terlihat bagus. Fungsinya yang sebagai tempat pembuangan membuat tempat sampah terkadang dibuat asal-asalan dan tidak mengandung nilai estetika.

Sejatinya, tempat sampah tak sekadar berfungsi sebagai tempat menampung sampah. Tempat sampah juga bisa memperindah ruangan.

Di tangan Ria Diah Ayu Niati, pemilik Joglo Handycraft di Yogyakarta, tempat sampah memiliki nilai lebih dari sekadar fungsi utamanya sebagai tempat pembuangan sampah. Tempat sampah buatannya tampil lebih bagus, menarik, indah.

Diah melahirkan bermacam tempat sampah yang terkesan lebih mewah dan elegan, dengan menggunakan bahan baku kayu pilihan seperti kayu kelapa yang memiliki serat bagus. Lalu, mahoni dan sonokeling.

Dari ketiga kayu inilah kemudian tercipta tempat sampah yang unik dan antik. Pemesan tempat sampah kayu buatan Diah, misalnya, hotel, spa, dan restoran.

Diah menjual dua bentuk tempat sampah berbasis kayu, yaitu kotak dan tabung. Soal harga, tergantung bahan bakunya. Tempat sampah yang terbuat dari kayu kelapa dengan diameter 20 hingga 30 centimeter (cm), harga jualnya mulai Rp 150.000 hingga Rp 200.000.

Adapun harga tempat sampah yang terbuat dari kayu mahoni dan sonokeling Rp 150.000. Setiap bulan, Diah mampu melego sampai 200 tempat sampah ke seluruh Indonesia.

Dari penjualan itu, Diah bisa meraih omzet hingga Rp 30 juta per bulan. Bahkan, pelbagai produk tempat sampahnya juga sudah menembus pasar ekspor hingga Paris, dengan pendapatan total mencapai Rp 400 juta dari penjualan ke mancanegara selama ini.

Pemain lainnya Sally Adriani, pemilik PT Indojaya Karya Abadi di Bogor, Jawa Barat. Beda dengan Diah yang memakai kayu, Sally menggunakan serat pandan untuk membuat aneka macam tempat sampah.

Sally menjual tempat sampah buatannya dengan harga mulai Rp 130.000. "Peminatnya dari hospitality industry, seperti hotel dan restoran," ujar dia. Maklum, karena berbahan dasar serat pandan, tempat sampah buatannya kelihatan elegan dan klasik, serta jauh dari kesan menjijikan.

Menurut Sally, para pengusaha hotel dan restoran biasanya membeli secara borongan, untuk menyeragamkan seluruh tempat sampah di lokasi usaha mereka. Tak heran, Sally bisa mencetak omzet Rp 20 juta-Rp 30 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×