Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi
Agar terlihat lebih klasik, banyak hotel dan rumah memasang lampu gantung berbahan kuningan. Selain terlihat lebih unik, lampu jenis ini minim perawatan dan bisa bertahan puluhan tahun. Tak heran, permintaan lampu gantung kuningan terus meningkat. Salah satu produsennya mampu mengantongi omzet hingga Rp 90 juta per bulan.
Maraknya pembangunan hotel dan rumah-rumah mewah membawa berkah tersendiri bagi produsen lampu gantung. Sejumlah pengusaha lampu gantung mengakui adanya peningkatan penjualan saat ini dibandingkan tahun lalu.
Seperti yang dinikmati Iqbal Firdaus, produsen lampu gantung berbahan metal di Boyolali, Jawa Tengah. Pemilik CV Supra Metal Craft itu menuturkan, penjualan lampu gantungnya mengalami peningkatan hingga 30% dibandingkan dengan tahun lalu. "Sekarang saya bisa jual hingga 60 unit lampu setiap bulan," katanya.
Dari penjualan tersebut, Iqbal mampu mengantongi omzet hingga Rp 90 juta setiap bulan. Pesanan lampu gantung tersebut datang dari hampir seluruh penjuru negeri ini, mulai dari kota-kota di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi hingga Papua.
Belum lama ini, Iqbal juga mengirimkan lampu buatannya ke Bali. Salah satu pelanggannya di Pulau Dewata itu memesan lampu gantung dengan ukuran diameter 1 meter dan tinggi sekitar 1,5 meter. Modelnya tingkat tiga.
Ia membanderol lampu sebesar itu dengan harga Rp 10 juta. Menurut Iqbal, pesanan itu tergolong besar. Pemesanan lampu-lampu berukuran besar seperti itu hanya hanya datang dari kalangan institusi, seperti hotel, pemilik gedung bertingkat dan individu, yang berkantong tebal. Otomatis, proses pengerjaannya membutuhkan waktu lama. Dalam sebulan, dia hanya membuat tiga unit lampu berukuran besar.
Sedangkan untuk lampu yang berukuran lebih kecil, dia biasa mendapatkan order hingga 50 unit setiap bulannya. "Saya juga menjalin kerjasama dengan beberapa desainer interior di Jakarta," imbuhnya.
Iqbal bilang, produk lampu gantung, khususnya yang berbahan metal, seperti tembaga dan kuningan, sedang menuai banyak penggemar. Pasalnya, selain terlihat klasik, lampu gantung berbahan baku metal bisa bertahan hingga puluhan tahun. Apalagi, perawatan lampu jenis ini relatif gampang. Sebab, lampu berbahan metal ini antikorosi atau tidak berkarat.
Namun, karena semua proses pengerjaan lampu menggunakan tangan, maka pelanggan harus sedikit bersabar. Untuk membuat satu lampu gantung berukuran kecil, Iqbal membutuhkan waktu tiga hari. Sedangkan untuk ukuran lebih besar bisa sampai satu pekan.
Lantaran waktu pengerjaan yang lama itu, Iqbal pernah menolak pesanan dari salah satu negara di kawasan Arab. Mereka memesan hingga 1.000 unit setiap bulan. Karena tenggat waktu pendek dan tenaga terbatas, Iqbal tak bisa menyanggupi pesanan itu. "Saya takut jika telat atau tidak bisa memenuhi pesanan tersebut akan dituntut," katanya.
Peningkatan penjualan tidak hanya terjadi pada lampu gantung berbahan metal. Penjualan lampu gantung berbahan baku mika dan kawat juga melonjak.
Menurut Widodo Utomo, pemilik CV Mahayani Studio di Surabaya, Jawa Timur, banyaknya permintaan lampu jenis ini karena banyak rumah menerapkan konsep minimalis. "Supaya terlihat lebih cantik, penggunaan lampu gantung seakan sudah menjadi suatu kewajiban bagi rumah yang mengusung konsep tersebut," katanya.
Dus, Widodo menuai untung dari kondisi ini. "Permintaan lampu naik sekitar 30% dibandingkan dengan tahun lalu," katanya.
Kini, dalam sebulan, Widodo mampu menjual lebih dari 100 unit lampu. Lantaran bahan bakunya hanya mika dan kawat, harga jual lampu jenis ini lebih murah ketimbang lampu berbahan metal. Lampu mika dijual berkisar Rp 60.000 hingga Rp 300.000.
Dari penjualan lampu-lampu itu, Widodo dapat mengantongi pendapatan sekitar Rp15 juta saban bulan. "Meski omzet kecil, saya bisa mendapatkan keuntungan lumayan banyak," tukas dia.
Pria yang sudah menggeluti bisnis sejak 1997 itu menuturkan, peluang usaha di bidang ini masing terbuka luas. Di Surabaya saja, lanjutnya, pemainnya bisa dihitung dengan jari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News